Potensi Peternakan di Kabupaten Kebumen
Kabupaten Kebumen, sebuah wilayah di pesisir selatan Jawa Tengah, dikenal memiliki potensi pertanian dan kelautan yang signifikan. Namun, sektor peternakan di kabupaten ini menyimpan "mutiara" tersembunyi yang sangat menjanjikan untuk dikembangkan, bahkan telah diakui secara nasional. Produk unggulan di sektor ini tidak hanya menjadi penopang ekonomi lokal tetapi juga berpotensi besar sebagai sumber bibit ternak nasional.
Sapi Peranakan Ongole (PO) Kebumen: Plasma Nutfah Unggulan
Produk unggulan utama dan paling strategis dari sektor peternakan Kebumen adalah Sapi Peranakan Ongole (PO) Kebumen. Ternak ini bukan sekadar sapi potong biasa, melainkan telah ditetapkan sebagai Galur Sapi PO Kebumen oleh Kementerian Pertanian, menjadikannya aset plasma nutfah lokal yang harus dilindungi dan dikembangkan.
Keunggulan Sapi PO Kebumen:
1. Kualitas Bibit yang Tinggi: Penelitian menunjukkan bahwa Sapi PO Kebumen memiliki ukuran tubuh, seperti lingkar dada dan tinggi gumba, yang melebihi Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk sapi PO. Hal ini mengindikasikan kualitas genetik yang unggul dan sangat potensial sebagai sumber bibit sapi lokal di Indonesia.
2. Kearifan Lokal dalam Pemeliharaan: Sapi PO Kebumen dibudidayakan secara turun-temurun oleh masyarakat dengan kearifan lokal (local wisdom). Kebiasaan ini menghasilkan sapi yang adaptif terhadap lingkungan setempat dan memiliki produktivitas yang tinggi, baik sebagai sapi potong maupun sapi kerja.
3. Sentra Pembibitan: Beberapa desa, seperti Desa Tanggulangin di Kecamatan Klirong, telah ditetapkan dan dikembangkan sebagai kawasan pembibitan Sapi PO unggulan. Adanya fokus kawasan ini memudahkan dalam penerapan manajemen pemeliharaan, peningkatan kualitas genetik, dan penyediaan pakan hijauan ternak yang melimpah.
4. Dukungan Pemerintah: Pemerintah Kabupaten Kebumen serius mengembangkan potensi ini, salah satunya dengan menyusun Rencana Pembangunan Kawasan Perdesaan untuk "Kampung Peternakan Sapi Kebumen" yang bertujuan menjadikan peternakan sapi sebagai komoditas unggulan daerah.
Komoditas Ternak Kecil: Kambing dan Domba
Selain sapi, Kebumen juga memiliki populasi ternak kecil yang sangat signifikan, menjadikannya potensi pendukung utama.
1. Kambing: Populasi kambing di Kebumen cukup tinggi, bahkan seringkali menjadi yang tertinggi di antara ternak kecil lainnya. Peternakan kambing umumnya dijalankan sebagai usaha sampingan oleh petani, namun permintaan daging kambing yang terus meningkat menjadikannya bisnis yang menjanjikan. Potensi ini dapat ditingkatkan melalui pengembangan ternak Kambing Peranakan Etawa (PE) dan kambing lokal lainnya untuk kebutuhan daging (aqiqah/kurban) dan susu.
2. Domba: Peternakan domba juga berkembang pesat. Selain untuk konsumsi daging, domba berpotensi dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku tekstil, terutama industri wol, meskipun saat ini belum menjadi fokus utama. Adanya penetapan Kabupaten tetangga sebagai sumber bibit Domba Batur dapat menjadi inspirasi untuk pengembangan domba lokal yang khas di Kebumen.
Potensi Unggas dan Ternak Lain
Sektor unggas dan ternak lainnya juga memberikan kontribusi signifikan:
- Ayam Kampung: Peternakan ayam kampung merupakan ciri khas masyarakat Kebumen, baik di pedesaan maupun perkotaan. Populasi yang tinggi menunjukkan tingginya minat masyarakat dan pasar lokal. Pengembangan dapat difokuskan pada ayam kampung organik atau ayam petelur.
- Burung Puyuh: Keberadaan peternakan burung puyuh menjadi salah satu pemasok telur dan daging puyuh, menunjukkan keragaman produk peternakan yang dapat diunggulkan.
- Kuda dan Kerbau: Meskipun populasinya lebih kecil, ternak seperti kuda dan kerbau masih dipelihara, kuda untuk transportasi atau pacuan, dan kerbau untuk sapi kerja atau konsumsi daging.
Dengan fokus pada pengembangan Sapi PO Kebumen sebagai plasma nutfah unggulan dan didukung oleh potensi ternak kecil dan unggas, sektor peternakan Kabupaten Kebumen memiliki fondasi yang kuat untuk menjadi salah satu pilar utama perekonomian daerah, sekaligus berkontribusi signifikan dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani nasional.