Pemkab Kebumen Gandeng PT SBI, Sulap Sampah Jadi Bahan Bakar Alternatif
KEBUMEN - Pemerintah Kabupaten Kebumen sepakat melakukan kerjasama dengan PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) tentang pemanfaatan sampah. Nota kesepahaman itu ditandatangani Bupati Kebumen Lilis Nuryani dengan Direktur Manufacturing PT SBI Soni Asrul Sani di Ruang Kerja Bupati, Kamis (10/4/25).
Hadir mendampingi Sekda Kebumen Edi Rianto, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Kelautan dan Perikanan (DLHKP) Asep Nurdiana, Direktur PT Aneka Usaha Kebumen Jaya (Perseroda), Wahyu Sugiantoro serta jajaran direksi dari PT SBI.
Soni menyampaikan, kerjasama dengan Pemkab Kebumen tentang pemanfaatan material hasil pemilahan sampah yang ada di Kebumen untuk bahan bakar alternatif di PT SBI.
"Tentunya kami mengucapkan terima kasih kepada Pemkab Kebumen yang telah mempercayakan pengelolaan sampahnya kepada kami PT SBI. Saya kira ini permulaan yang sangat baik sekali, dimana PT SBI dilibatkan secara langsung untuk berkontribusi dalam penyelesaian persoalan sampah di Kebumen," ujarnya.
Soni menyebut, pihaknya sudah punya banyak pengalaman dalam pengelolaan sampah dalam bentuk RDF (Refuse Derived Fuel) atau sampah kering yang bisa menjadi bahan bakar alternatif. Dalam waktu dekat, PT SBI akan mengambil sampah dari Kebumen untuk bahan bakar alternatif pengganti batu bara.
"Insya Allah akan segera dikirim dari Kebumen ke kantor kami (PT SBI) yang ada di Cilacap," tuturnya.
Sementara itu, Bupati menyampaikan, pihaknya menyambut baik kerjasama ini karena menjadi sejarah baru dalam pengelolaan sampah di Kebumen. Ke depan, kata Bupati, sampah di masyarakat tidak lagi jadi problem, tapi bisa dimanfaatkan secara ekonomi untuk peningkatan kesejahteraan.
"Ya saya kira ini kerjasama yang bagus sekali, karena sampah ini kan masih menjadi masalah di masyarakat. Jadi kerjasama ini memberi peluang bagi kita untuk menjadikan sampah sebagai produk yang punya nilai jual secara ekonomi, sehingga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat," jelasnya.
Sementara itu Kepala DLHKP Asep Nurdiana mengatakan, dengan kerjasama ini, pihaknya akan mengolah sampah organik dan anorganik dalam bentuk RDF kering dengan mengandeng PT Aneka Usaha Kebumen Jaya selaku operatornya.
"Sampah RDF ini nantinya yang akan kita kirim ke PT SBI untuk dijadikan bahan bakar alternatif penganti batu bara," ucapnya.
RDF adalah bahan bakar alternatif yang dihasilkan dari pengolahan sampah padat, terutama sampah anorganik yang tidak dapat didaur ulang, seperti plastik, kertas, dan kain, yang dikeringkan dan dicacah menjadi ukuran yang lebih kecil.
Asep menuturkan, Kebumen punya gudang sampah yang cukup banyak, yakni di TPA Kaligending, Karangsambung, dan TPA Semali Gombong. Dalam satu hari TPA Kaligending bisa menghasilkan sampah sekitar 60 ton, sedangkan TPA Semali 40 ton dalam sehari.
"Tapi untuk sementara ini, kita uji coba yang ada di kota dulu, yaitu di depo sampah yang ada di dekat stadion. Di sana kita produksinya sehari bisa empat ton," ujar Asep.
Kemudian nanti, kata Asep, pada Agustus 2025, pemerintah bisa mulai membuat pabrik RDF di Gombong dengan memanfaatkan sampah dari TPA Semali. "Dengan sampah 40 ton sehari, kita prediksi bisa menghasilkan RDF menjadi 20 ton," ucapnya.
Lebih lanjut, Asep mengatakan, setelah nantinya di Gombong sudah dibangun, pemerintah bisa merencanakan lagi pembangunan pabrik RDF di Kaligending pada 2026. Dengan kerjasama ini, harapannya tidak ada lagi sampah yang dibuang ke TPA karena sudah dikelola menjadi RDF yang memiliki nilai ekonomi.
"Saya yakin kita bisa, Kebumen ke depan harus zero sampah. Dan insya Allah pada 23 April kita akan memulainya dengan mengirim RDF ke PT SBI," tandasnya.
Direktur Aneka Usaha Wahyu menambahkan bahwa pihaknya akan bertanggung jawab penuh dalam pengelolaan RDF, termasuk pengirimannya.
"Saat ini kami bekerja sama dengan Banyumas yang sudah memiliki pengalaman di bidang tersebut. Jadi nanti untuk pengelolaan RDF ini, penanggung jawabnya kami," kata Wahyu
Dengan adanya kerja sama ini, diharapkan sampah di Kebumen tidak hanya dapat teratasi, tetapi juga memberikan nilai ekonomi dan manfaat bagi lingkungan.