Bupati Arif Sugiyanto Temui Warga yang Tinggal di Gubuk Reot
KEBUMENKAB.GO.ID - Bupati Arif Sugiyanto bersama komunitas Sedulur Kebumen mendatangi salah seorang warga Rt 03 Rw 04, Desa Rantewringin, Buluspesantren bernama Dul Somad. Sudah lima tahun Dul Somad tinggal sebatang kara di sebuah gubuk reot yang tidak layak huni.
Kedatangan Bupati bersama rombongan sekaligus meninjau kesiapan pembangunan rumah tidak layak huni (RTLH) untuk Dul Somad. Hadir pada kesempatan itu, Camat Buluspesa tren dan anggota Forkopimcam, serta Kepala Desa Rantewringin Sri Norma Cherani dan warga sekitar, Jumat (21/7) sore.
Saat ini Abdul Somad tinggal sendiri di bangunan seadanya, yang terbuat dari terpal untuk melindungi diri dari hujan dan terik matahari. Bahkan untuk tidur saja ia hanya beralaskan bambu yang ditata rapi, yang ditumpuk dengan kain, plastik bekas dan karung bekas.
"Saya tinggal di sini sudah lima tahun. Rumah saya roboh karena terkena longsor di pinggir Sungai Lukulo, jadi terpaksa saya buat gubuk di samping bekas rumah lama," ujar Dul Somad.
Di usianya yang sudah senja, Dul Somad diketahui masih perjaka, belum pernah menikah, sehari-hari ia bekerja sebagai tukang serabutan. Banyak saudara yang menawarinya untuk tinggak bersama. Namun ia tidak mau dengan alasan takut merepotkan.
Abdul Somad mengaku sangat bahagia mendapatkan bantuan dari Komunitas Sedulur Kebumen, yang peduli membantu membangun rumah miliknya di atas tanah milik saudaranya yang sudah dikhlaskan untuk ditempati.
Ia mengatakan rumah yang ditempati dulu, roboh akibat longsor ke sungai, karena tidak memiliki biaya untuk membangun kembali, ia harus rela tinggal di reruntuhan rumahnya yang hanya tersisa terasnya saja.
"Alhamdulillah terima kasih untuk Pak Bupati, pemerintah desa dan Sedulur Kebumen yang sudah bersedia membangunkan rumah untuk saya," ucapnya singkat.
Sementara itu, Bupati Arif Sugiyanto menyampaikan untuk pengentasan kemiskinan ekstrem perlu adanya kolaborasi antara pemerintah dan juga masyarakat, seperti yang dilakukan oleh Komunitas Sedulur Kebumen.
”Untuk urusan kemanusiaan kita tidak usah memandang warna kulit, memandang warna apa saja, yang penting kita hadir untuk kebersamaan supaya Kebumen terbebas dari kemiskinan ekstrem, seperti Pak Abdul Somad yang tinggal disini,” ucapnya.
Untuk pembangunan rumah tersebut Komunitas Sedulur Kebumen mengeluarkan anggaran sebesar Rp26 juta. Kemudian pihak Pemerintah Desa juga turut memberikan bantuan RTLH sebesar Rp10 juta.
Selain itu, rumah yang dibangun ini nantinya akan dilengkapi dengan listrik, dan juga perabotan rumah tangga dari Komunitas Sedulur Kebumen. Jadi pemilik rumah nantinya bisa hidup dengan layak di rumah yang telah diperbaiki. (al/dp)