Konsumsi Ikan Dinilai Rendah, Pemkab Kebumen Berikan Bansos Ikan Bagi Rumah Tangga Miskin

KEBUMENKAB.GO.ID - Angka konsumsi ikan di Kabupaten Kebumen dinilai masih rendah, yakni sebesar 22,46 kg/kapita/tahun. Jauh tertinggal dari angka konsumsi ikan provinsi yaitu sebesar 33,54 kg/kapita/tahun dan nasional 50,43 kg/kapita/tahun. Bahkan dari data BPS juga menunjukkan, pengeluaran pembelian ikan masyarakat hanya 1,74% dari total pengeluaran tiap bulan.

Kondisi ini menjadi keprihatinan tersendiri bagi Bupati Arif Sugiyanto. Ia menyadari kondisi keterbatasan ekonomi menjadi salah satu penyebab rendahnya tingkat konsumsi ikan. Apalagi di tengah situasi pandemi panjang saat ini yang menimbulkan dampak besar terhadap perekonomian masyarakat. Meski demikian, faktor ekonomi tidak menjadi satu-satunya faktor rendahnya tingkat konsumsi ikan masyarakat.

Menyadari pentingnya manfaat dari konsumsi ikan, Pemerintah Kabupaten Kebumen pun memberikan bantuan ikan bagi sejumlah 1.117 rumah tangga miskin di Kebumen. Keluarga miskin yang terdapat ibu hamil menjadi prioritas sebagai penerima bantuan. Mereka merupakan warga Desa Gemeksekti dan warga Kelurahan Panjer yang akan menerima bantuan sebanyak 5 (lima) kali sepanjang Tahun 2021 ini, yakni di bulan April, Mei, Agustus, September dan Oktober. Selain ikan segar, bantuan yang diberikan akan bervariasi, salah satunya dalam bentuk ikan olahan. 

Secara simbolis bantuan sosial tahap pertama berupa 3 kilogram ikan lele, diberikan pada perwakilan warga Gemeksekti dan Panjer, dilakukan oleh Bupati Arif Sugiyanto didampingi Wakil Bupati Ristawati Purwaningsih di Pendopo Rumah Dinas, Kamis (22/4). Sejumlah anggota forkompinda dan Kepala OPD turut hadir pada kesempatan itu. 

Dijelaskan Bupati, bantuan sosial berupa ikan bagi rumah tangga miskin tidak lain bertujuan agar masyarakat gemar makan ikan, sehingga berdampak pada meningkatnya konsumsi ikan. Meski ia tak menampik, banyak kandungan gizi dan protein dari asupan makanan lain seperti tempe dan tahu.

" Memang benar tempe dan tahu juga mengandung protein nabati, tapi kita juga perlu menyeimbangkannya dengan protein hewani. Perlu adanya variasi olahan agar membiasakan ikan ini merakyat dan digemari oleh masyarakat," jelas Arif Sugiyanto 

Gerakan memasyarakatkan makan ikan atau gemarikan dimaksudkan agar semakin banyak warga yang memakan ikan, sehingga pada akhirnya akan ikut memberikan kontribusi positif bagi peningkatan pendapatan petani ikan/nelayan. Apalagi jika gerakan itu diimbangi dengan peningkatan program pemberdayaan dan perlindungan kepada petani ikan/nelayan.

Bupati Arif Sugiyanto pun menjelaskan, pentingnya konsumsi ikan, salah satunya untuk meningkatkan daya tahan tubuh, serta dapat mencegah resiko serangan penyakit seperti jantung koroner, tekanan darah tinggi, stroke dan kanker. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi ikan 3 kali dalam seminggu akan mengurangi resiko stroke sebesar 6 persen.

" Kita tentu tahu,  ikan merupakan sumber protein hewani yang sangat baik untuk pertumbuhan sel-sel tubuh manusia utamanya untuk perkembangan sel-sel otak yang dimulai saat janin, balita sampai usia dewasa karena ikan kaya akan asam lemak omega 3, vitamin, dan berbagai mineral," jelas Bupati. (dp)