32 Desa Tergenang Banjir, Bupati : Tetap Perhatikan Protokol Kesehatan
KEBUMENKAB.GO.ID – Intensitas hujan yang tinggi sejak, Minggu (25/10) hingga, Selasa (27/10) membuat 32 Desa di Kebumen terendam banjir. Kondisi ini tentu menimbulkan keprihatinan mengingat bencana datang di tengah situasi pandemi Covid-19 yang belum usai.
Diketahui hingga saat ini, Selasa (27/10) Kabupaten Kebumen masih masuk dalam Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yang masuk zona merah.
Bahkan berdasarkan rilis yang dikeluarkan Bidang Informasi Publik Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Kebumen, hingga saat ini kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Kebumen tercatat 1287 orang. Dari sejumlah kasus terkonfirmasi, dirawat 64, menjalani isolasi 215, dirujuk 0, meninggal dunia 33 dan sembuh 975. Sementara di tingkat Kabupaten Kebumen 1 Kecamatan dinyatakan masuk zona merah, yakni Kecamatan Petanahan.
Bupati Yazid Mahfudz yang langsung meninjau ke lokasi bencana banjir pun mengingatkan seluruh masyarakat agar tetap mematuhi protokol kesehatan.
Bupati yang juga didampingi Kalak BPBD Kabupaten Kebumen Teguh Kristiyanto saat melakukan kunjungan ke lokasi tanggul jebol, Senin (26/10) lalu juga berpesan agar masyarakat selalu menerapkan protokol kesehatan Covid-19 sesuai anjuran pemerintah, agar tidak muncul cluster baru penyebaran Covid-19.
"Jangan sampai muncul cluster baru Covid-19," harap Bupati
Bupati juga menghimbau agar masyarakat selalu waspada terhadap bencana. Khususnya warga yang tinggal di seputaran aliran sungai. Apabila ada tanggul yang sudah menglami tanda-tanda kerusakan untuk segera melapor untuk segera ditangani agar banjir serupa tidak terjadi.
Upaya Penanganan Bencana
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kebumen Salam yang juga ikut serta dalam peninjauan ke lokasi tanggul jebol juga mengatakan pihaknya telah melakukan upaya penanganan bencana.
Tim penangananan bencana sejatinya akan menurunkan alat berat untuk perbaikan tanggul yang jebol. Namun upaya tersebut tersebut terkendala sulitnya akses jalan yang dilalui untuk menuju lokasi, ditambah intensitas curah hujan yang masih tinggi. Untuk itu masyarakat diminta diminta bersama sama melakukan bergotong memasang trucuk dengan mmenggunakan bambu.
“Untuk upaya penanganan kami akan segera mengirimkan alat berat untuk perbaikan, akan tetapi semntara waktu warga diharap memasang trucuk menggunakan bambu untuk menambal tanggul," Kata Salam.
Kepada masyarakat pihaknya menghimbau agar selalu waspada. Khususnya warga yang tinggal di seputaran aliran sungai. Apabila ada tanggul yang sudah menglami tanda-tanda kerusakan untuk segera melapor untuk segera ditangani agar banjir serupa tidak terjadi.
Berdasarkan Laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), hingga Selasa (27/20) banjir melanda desa dan kelurahan pada 7 kecamatan dengan ketinggian air bervariasi, mulai dari 30 centimeter hingga lebih dari satu meter.
Seperti di Kecamatan Gombong melanda Kelurahan Gombong, Wonokriyo, Desa Wero, Panjangsari dan Patemon. Kecamatan Buayan melanda Desa Sikayu dan Desa Gandasuli, Kecamatan Puring di Desa Madurejo, Desa Sidobunder dan Desa Sidodadi. Kecamatan Adimulyo di Desa Kemujan, Desa Adimulyo, Desa Arjosari, Desa Pekuwon. Kecamatan Karanganyar di Kelurahan Karanganyar, Panjatan, Plarangan, Jatiluhur.
Kecamatan Alian melanda Desa Krakal, Desa Kalirancang, Desa Sawangan, Desa Seliling, Desa Surotrunan, dan Desa Bojongsari. Kecamatan Kebumen terparah dengan 8 desa yaitu Desa Klijirek, Desa Bandung, Desa Candimulyo, Desa Sumberadi, Desa Roworejo, Desa Tanahsari, Desa Wonosari juga Desa Jatisari.
Selain banjir, juga dilaporkan terjadi tanah longsor di beberapa titik seperti ruas Jalan Karanganyar-Karanggayam. Juga di Desa Kretek Kecamatan Rowokele. Kemudian kejadian longsor paling banyak di Pejagoan yaitu Desa Pejagoan, Desa Jemur, Desa Peniron, Desa Watulawang dan Desa Karangpoh.(dp)