Dinsos Kebumen Sinkronisasikan Data Kemiskinan Dengan PBDT Kemensos RI

KEBUMENKAB.GO.ID - Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Kebumen kini tengah melakukan sinkronisasi data kemiskinan dengan Pemutakhiran Basis Data Terpadu (PBDT) Kementerian Sosial (Kemensos) RI. Sinkronisasi data ini agar segala bentuk bantuan yang diberikan pemerintah pusat maupun daerah kepada warga miskin dapat tepat sasaran. Demikian  dikemukakan Kepala Dinsos Kebumen, dr. Budi satrio M.Kes kepada IN Fm, Kamis (22/5).

"Data kemiskinan di Kebumen perlu di verifikasi dan divalidasi kembali. Menurut catatan kami sampai Maret 2018 ada 208.660 jiwa atau 52 ribuan rumah tangga miskin (RTM). Namun saat ini kita sedang proses integrasi dan sinkronisasi dengan PBDT Kemensos RI. Secepatnya nanti kita dapatkan data yang valid sehingga  kemiskinan di Kebumen juga bisa cepat diatasi," ujar dr. Budi Satrio M.Kes.

Sambil berproses, dr. Budi Satrio M.Kes mengatakan program bantuan untuk warga miskin tetap diberikan. Hingga saat ini Pemerintah Kabupaten Kebumen telah melakukan sejumlah intervensi dalam pengentasan kemiskinan meliputi pengurangan beban  dan meningkatkan pendapatan masyarakat miskin seperti bantuan jaminan kesehatan,   rehabilitasi RTLH dan jambanisasi, angkutan gratis, KIP, bantuan pangan non tunai dan program keluarga harapan.

"Sedangkan untuk peningkatan pendapatan masyarakat miskin  dibentuk KUBE, yakni kelompok usaha bersama dalam mengembangbiakan ternak sapi, unggas serta usaha retail  dan usaha Ekonomi produktif lainnya. Kita harapkan melalui sejumlah program bantuan tersebut  angka kemiskinan di Kebumen dapat cepat turun signifikan," harap dr.Budi Satrio M.Kes.

dr. Budi Satrio mengungkapkan bahwa angka kemiskinan di  Kebumen sudah turun signifikan.  Semula  19,60% di tahun 2017 turun menjadi 17,47% di tahun 2018.  Diharapkan tahun ini kembali turun signifikan dikisaran 15 %. "Kita semua berkomitmen untuk mengurangi angka kemiskinan ini. Bukan sekadar lip service semata, tetapi berbagai upaya  terus dilakukan dalam memberdayakan masyarakat miskin untuk hidup lebih sejahtera," tutup dr. Budi Satrio M.Kes.(mn)