Lonjakan Harga Kedelai Kejutakan Perajin Tahu Tempe
KEBUMEN - Lonjakan harga kedelai benar-benar mengejutkan para perajin tahu dan tempe Kebumen, karena tingkat kenaikannya yang cukup tajam. Di Primer Koperasi Produsen Tahu dan Tempe Indonesia (Primkopti) Kebumen sejak Rabu (21/08/2013) kedelai dijual kepada anggotanya Rp 8.350,-/kilogram atau naik tajam dari harga sebelumnya Rp 7.400/kilogram. Sedangkan di pasaran umum Rp 8.500,- sampai Rp 9.000,-/kilogram dari harga sebelumnya Rp 7.500,- sampai Rp 8.000,-/kilogram.
"Sudah dua hari ini kami dibanjiri protes para anggota yang merasa dengan lonjakan harga ini. Untungnya kami punya 10 unit penjualan di 10 desa berbagai kecamatan, sehingga anggota tak terbebani ongkos transportasi. Sedangkan perajin non anggota di desa-desa yang jauh dari kota harus menanggung pula tingginya biaya transportasi, sehingga kedelai yang mereka beli harganya jauh melampaui harga di Primkopti," ungkap Ketua Primkopti Kebumen, Zulmanudin di ruang kerjanya, Kamis (22/08/2013).
Penyebab kenaikan harga itu menurut importir yang menjadi mitra kerja Primkopti Kebumen disebabkan kelangkaan barang dan masih sulitnya mendapatkan truk pengangkut berkapasitas besar, pasca lebaran Idul Fitri. Namun Zulmanudin menduga bahwa lemahnya pasokan kedelai itu itu disebabkan belum normalnya kinerja importir maupun distributor kedelai pasca libur Idul Fitri 2013 lalu.
"Sampai hari ini belum ada goncangan terhadap stok kedelai kami. Kami hanya berharap harga bisa segera turun dan kebutuhan kami sebesar 150 ton perbulan bisa selalu tercukupi," ujar Zulmanudin.
Menyikapi kenaikan tajam harga kedelai itu para perajin tahu dan tempe merencanakan akan menaikkan harga jual tahu dan tempe mereka. Sebagian lainnya akan mengurangi ukuran tahu dan tempe mereka tanpa harus menaikkan harga.
"Kalau kami lebih memilih mengurangi ukuran dan harga jualnya tetap, karena kasihan konsumen bila harga harus dinaikkan," ungkap Ny Sulastri (50), perajin tempe di Desa Gemeksekti Kebumen. (Dwi)(KRjogja.com)