Produksi Kedelai 2012 Minus 13,513 Ton



KEBUMEN - Berdasarkan data dari Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Kebumen, kondisi produksi kedelai di Kabupaten Kebumen selama 2012 mengalami minus sebanyak 13,513 ton. Produksi tersebut tidak seimbang antara jumlah produksi sebanyak 8,418 ton, tingkat ketersediaan sebanyak 7,977 ton dengan tingkat kebutuhan sebanyak 21,490 ton.

Demikian diungkapkan Kepala Kantor Ketahanan Pangan, Ir Gunadi saat dikonfirmasi di kantornya, Rabu (2/1). Tingkat kebutuhan kedelai memang belum sebanding dengan tingkat kebutuhan masyarakat.

"Padahal, untuk mencapai target nasional dalam rangka swasembada lima komoditas bahan pangan yakni padi, jagung, kedelai, gading dan gula, tingkat produksi harus sebanding dengan tingkat kebutuhan masyarakat," jelasnya.

Pihak Terkait

Selain kedelai, bahan pangan yang mengalami minus sepanjang 2012 adalah daging sebanyak 7,299 ton dan gula per November sebanyak 6,870 ton. Sementara itu untuk produksi bahan makanan yang mengalami surplus pada 2012 terdapat pada komoditas beras sebanyak 173,894 ton dan jagung sebanyak 20,889 ton. "Data ini sudah kami sampaikan dalam rapat koordinasi Dewan Ketahanan Pangan (DKP) beberapa waktu lalu bersama pihak terkait," ujarnya.

Dia merincikan, produksi pangan selama 2012 untuk padi tercatat 480,675 ton, jagung 22,801 ton, kedelai 8,418 ton, daging per bulan November sebanyak 1,662 ton dan produksi gula sebanyak 392 ton. Ketersediaan pangan selama 2012 untuk komoditas padi yang dikonversi menjadi beras sebanyak 301,052 ton, ketersediaan jagung sebanyak 21,356 ton, kedelai 7,977 ton, daging 1,662 ton, dan ketersediaan gula sebanyak 392 ton.

"Sementara, tingkat kebutuhan pangan selama 2012, untuk beras sebanyak 127,158 ton, jagung 467 ton, kedelai sebanyak 21,490 ton, daging sebanyak 8,961 ton gula sebanyak 7,262 ton," imbuhnya.

Dari hasil kajian selama 2012 sesuai dengan kriteria yang ditentukan, kata dia terdapat satu kecamatan yang menjadi prioritas tiga yakni Kecamatan Karanggayam. "Daerah tersebut merupakan kawasan yang ketahanan pangannya paling rendah," kata Gunadi (K42-91)

sumber : suaramerdeka