Perempuan 'Perkasa' Dari Pedesaan Kebumen
KEBUMEN (KRjogja.com) - Ada banyak perempuan di Desa Kedunggong, Kecamatan Sadang, Kabupaten Kebumen, yang menjadi buruh gendong singkong di desanya sendiri. Kemiskinanlah yang memaksa mereka melakoni pekerjaan berat yang biasa dilakukan kaum laki-laki itu.
Mereka perempuan 'perkasa' yang mampu menggendong sekeranjang singkong yang beratnya bisa mencapai 40 kilogram lebih. Mereka benar-benar kuat fisiknya karena dengan beban berat di punggung, masih harus berjalan cukup jauh dari lahan singkong yang berada di pegunungan hingga ke tempat pengepul yang ada di pinggir jalan.
Salah satunya, Tarsiyah (27), yang mengaku harus bekerja menjadi buruh gendong karena tidak ada pilihan lain. "Lahan tidak punya. Kalau tidak menjadi buruh gendong, mau makan apa?" ujarnya lirih.
Tarsiyah terlihat begitu lelah setelah 5 kali pulang balik dari kebun singkong hingga tempat pengepul. Sekali jalan, ditempuh setengah jam lebih.
Mukanya merah padam dengan keringat bercucuran membasahi baju. Untuk mengurangi gerah, ia pun membuka kain jarit yang sengaja dililitkan di bagian perut. Jarit berfungsi sebagai sabuk agar kuat menahan beban berat.
Menjadi buruh gendong dilakoni dengan upah Rp 170 perkilogram singkong yang dibawa. Upah yang diterima bisa lebih tinggi jika jarak tempuh lebih jauh. Dalam sehari, para perempuan buruh gendong rata-rata menerima upah Rp 30 ribu. (Suk)