Penambang Pasir Bermesin Tetap Nekad Menambang
KEBUMEN (KRjogja.com) - Kendati sudah dipanggil dan diperingatkan oleh Satpol PP Kebumen agar penambangan pasir dengan mesin sedot dihentikan, para penambang pasir di Sungai Luk Ulo wilayah Kecamatan Kebumen, Alian, Karangsambung dan Sadang Kabupaten Kebumen, tetap nekad menambang. Dalih mereka, pesanan pasir untuk proyek-proyek pembangunan di Kebumen saat ini masih tinggi.
" Justru kalau penambangan dihentikan, proyek-proyek pembangunan itu bisa terhenti," ujar Nurudin (50), seorang pemilik mesin saat mengawasi pengoperasian mesin penyedot pasirnya di perairan Luk Ulo Desa Kemangguan Kecamatan Alian, Kebumen, Rabu (10/10).
Menurut penambang, aktifitas mereka memang terkesan seperti kucing-kucingan dengan petugas. Saat tak ada razia penertiban Satpol PP, mereka berusaha menyedot pasir sebanyak-banyaknya.
" Penambangan secara manual sangat lamban, seharian hanya mendapatkan pasir 1 rit. Kalau dengan mesin sedot, 1 rit diperoleh dalam waktu 2 jam saja. Kalau sehari bekerja 10 jam, didapatkan 5 rit pasir," ungkap Mahmud (40), penambang lainnya.
Dikatakan, dengan modal pembelian 1 set mesin sedot Rp 22 juta ditambah biaya operasional membeli solar, membayar pekerja, membayar uang keamanan, ongkos servis bila truk dan mesin rusak serta lainnya, wajarlah kalau penambang sulit menghentikan penambangan. Padahal harga pasir 1 rit hanya Rp 125 ribu.(Dwi)