Jenitri Harus Jadi Ikon Kebumen

KEBUMEN - Potensi biji jenitri di Kebumen merupakan yang terbesar di Indonesia. Oleh karena itu Kementerian Perdagangan RI mendorong biji yang bernama latin elaeocarpus ganitrus itu menjadi ikon baru Kabupaten Kebumen.

Hal itu dikatakan Staf Ahli Menteri Perdagangan Bidang Iklim Usaha dan Hubungan Antar Lembaga, Suhanto, pada kegiatan adaptasi produk perhiasan jenitri di Hotel Meotel Kebumen, Kamis (15/12).

Hadir pada acara tersebut, Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kementerian Perdagangan Sulistyowati. Hadir pula Bupati Kebumen Mohammad Yahya Fuad, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Kebumen Azam Fathoni.

Suhanto, membeberkan Indonesia merupakan pengekspor dan produsen jenitri terbesar di dunia.Pohon jenitri banyak di tanam di Jawa Tengah, Sumatera, Kalimantan, Bali dan Timor. Namun yang terbesar berasal dari Kebumen.
Indonesia, kata Suhanto, memasok 70 persen kebutuhan jenitri yang diekspor dalam bentuk butiran biji. Sebanyak 20 persen pasokan lainnya dari Nepal. Sedangkan India, negara yang paling banyak menggunakan biji yang juga memiliki nama rudaksa itu hanya mampu memproduksi 5 persen saja.

Kabupaten Kebumen memiliki potensi agro dengan prospek yang cukup baik. Karena jenitri Kebumen banyak diminati warga negara asing. Terutama dari Cina, Nepal dan India, serta negara-negara lain di dunia.  "Permasalahannya adalah hingga saat ini jenitri Kebumen belum dikelola dengan baik. Sehingga hasilnya belum maksimal," ujarnya.

Menurutnya, jenitri Kebumen rata-rata dijual masih dalam bentuk asli atau sederhana berupa biji. Sehingga harga jualnya pun masih rendah. Sebetulnya, lanjut dia, jenitri dapat diubah menjadi bentuk lain, yang apabila dijual nilainya akan jauh lebih besar. Salah satunya dijual dalam bentuk perhiasan. 

Sayangnya, masih sangat sedikit pengrajin jenitri Kebumen yang mengemas dalam bentuk perhiasan tersebut. "Padahal jenitri Kebumen konon memiliki kekhasan tersendiri. Sehingga jika pengrajin dari Kebumen bisa lebih jeli lagi menangkap peluang pasar, maka prospek jenitri ke depan makin cerah," tegasnya.

Sementara Bupati Kebumen Mohammad Yahya Fuad, menyampaikan saat ini para pengrajin jenitri Kebumen melakukan pengiriman jenitri ke Cina dan India yang mencapai 3 hingga 10 ton dalam setiap bulannya. Sedangkan transaksi jenitri di Kebumen diatur dalam Perbup.  "Sehingga transaksi jual beli jenitri lebih terpantau karena lokasinya sudah dipusatkan di Pasar Tumenggungan," kata Yahya Fuad.

Bupati berharap melalui pelatihan itu akan lebih banyak lagi pengrajin Kebumen yang bisa meraup keuntungan lebih banyak. Yakni dengan cara menjual produk dalam bentukk perhiasan. "Semakin tinggi teknik dalam meronce biji maka semakin beragam lagi aneka kerajinan ataupun perhiasan dari biji jenitri," tandasnya.(ori)

 (kebumenekspres.com)