Jaga Kualitas Rasa ; Kecap Cap Kentjana
KECAP sepertinya sulit untuk dilepaskan dari khasanah kuliner Nusantara. Kecap-kecap tradisional memiliki penggemar fanatik. Tak hanya fanatik terhadap merek tertentu, banyak penggemar kecap yang fanatik dengan kecap dari daerahnya.
Tak heran jika hampir setiap daerah memiliki kecap manis andalan. Di Madiun ada kecap Cap Tawon. Orang Majalengka mengenal dua kecap legendaris, Maja Menjangan dan Segi Tiga. Sedangkan di Semarang, yang terkenal adalah kecap Cap Mirama.
Palembang ada kecap Cap Bulan dan Cap Merpati, di Tegal orang mengenal merek Djoe Hoa. Makassar memiliki merek Sumber Baru dan Sinar. Masyarakat Kebumen memiliki kecap yang sudah menjadi ikon yakni Kecap Cap Kentjana.
Kecap Cap Kentjana memiliki sejarah panjang dalam melezatkan kuliner Kebumen. Awalnya, perusahaan itu didirikan oleh mendiang Cu Tian Kid dengan nama Perusahaan Kecap Kentjana pada tahun 1960. Saat pertama berdiri, pabrik menempati sebuah rumah kontrakan di kampung Wonoyoso, Kebumen.
Kemudian pada 1970, pemimpin perusahaan dilanjutkan oleh anaknya Iwan Setiawan. Pada 1980, dari Wonoyoso pabrik direlokasi ke Jalan HM Sarbini No 88C hingga saat ini.
Regenerasi kepemimpinan terus berlanjut. Saat ini, Iwan Setiawan mulai menyerahkan kepemimpinan kepada ketiga anak perempuannya. Lebih dari setengah abad, Kecap Cap Kentjana masih eksis melezatkan masakan masyarakat Kebumen dan sekitarnya.
Tagline ‘’sekali dirasa tetap disuka’’, tak sekadar isapan jempol. Buktinya, kecap Kentjana masih tetap disukai konsumen secara turun temurun. Meski demikian, perjuangan agar bisa bertahan juga tidak mudah. Selain harus bersaing dengan industri besar, perusahaan harus menghadapi harga bahan baku yang tidak murah seperti kedelai dan gula jawa.
Tak ingin sekadar bertahan, Kecap Kentjana yang diproduksi oleh CV Srikandi Makmur Sejahtera memilik visi menjadi perusahaan penghasil kecap terdepan dalam skala nasional.
Untuk itu sejak berdiri 1960 hingga sekarang, masih konsisten menjaga rasa. Meningkatkan kualitas baik dari sisi mutu produk maupun proses produksi. Dari sisi alat produksi, jika dahulu hanya produksi dilakukan secara manual, saat ini sudah menggunakan mesin.
Kemudian dari sisi organisasi, jika awalnya adalah perusahaan perseorangan, mulai 15 September 2015 menjadi badan usaha dengan nama CV Srikandi Makmur Sejahtera. ‘’Logo perusahaan pun sudah dipatenkan,’’ ujar Drektur CV Srikandi Makmur Sejahtera Iwan Setiawan, baru-baru ini.
Jaga Kualitas
Iwan menjelaskan, sampai saat ini, pemasaran terbesar kecap Kentjana untuk memenuhi kebutuhan konsumen di wilayah Kebumen dan sekitarnya.
Untuk mengatasi persaingan pasar, kualitas produk menjadi yang utama. Salah satunya adalah menggunakan bahan baku yang alami. Pihaknya menggunakan bahan baku utama yakni gula dan kedelai dari masyarakat lokal Kebumen.
‘’Untuk bahan baku gula jawa terbaik diambil dari wilayah Petanahan dan Klirong,’’ujar Iwan Setiawan. Pihaknya berupaya menghadirkan produk yang berkualitas selalu menjaga higienis, halal dan bahan baku yang alami. Konsisten menghasilkan produk dengan kualitas prima. ‘’Kecap Kentjana memiliki rasa dan aroma yang khas.
Kami menggunakan bahan baku alami mulai dari gula, kedelai dan rempah- rempah tanpa menggunakan bahan pengawet. Itulah yang membedakan kecap Kentjana dengan kecap yang lain,’’ujanya. Kunci sukses perusahaan adalah perbaikan berkelanjutan dalam pelaksanaan sistem dan menjamin kesesuaiannya dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.
Sebagai perusahaan harus mau berkembang. Salah satunya dengan pengembangan sumber daya manusia perusahaan secara terus menerus agar mencapai tingkat kompetensi yang dibutuhkan.
Saat ini Kecap Kentjana juga meraih prestasi sebagai Perusahan Menengah Terbaik I pada ajang Kebumen Bisnis Forum 2016 . Prestasi lain adalah penghargaan Organisation With Outstanding Performance dari PTTotal Quality Indonesia pada acara Quality Management System.(Supriyanto-36)
sumber : suaramerdeka.com