Legenda 'Singgasana Pangeran' dari Pantai Watu Bale

KEBUMEN - Pantai Watu Bale Desa Pasir Kecamatan Ayah kini boleh disebut menjadi favorit baru para wisatawan di Kabupaten Kebumen. Selain menawarkan keindahan alam nan mempesona, ternyata Pantai Watu Bale juga memiliki cerita legenda yang memikat. Salah satunya soal adanya tebing batu karang yang berada di lokasi itu.

Petugas pengelola obwis watu Bale, Suratman (46) menuturkan, asal-usul nama  Watu bale tak lepas dari keberadaan tebing batu karang itu menyerupai bale alias tempat peristirahatan dan persinggahan yang berada di lokasi.

Watu Bale, kata dia, dipercaya warga sebagai sebuah singgasana dari tokoh legenda bernama Raden Mas Panduruan. "Pada zaman dahulu Watu bale merupakan tempat persinggahan dan peristirahatan Raden Mas Panduruan yang saat melakukan perjalanan jauh sering istirahat di tempat tersebut," kata Suratman kepada Ekspres, baru-baru ini.

Cerita menarik lain yakni soal keberadaan jejak yang menyerupai tapak kaki raksasa bagian pada kaki bukit yang berbatasan dengan air laut. Warga menyebutnya dengan tapak kaki Bima. Bima, tokoh pewayangan dalam cerita Mahabarata itu merupakan salah satu dari anggota Pandawa Lima yang terdiri dari Puntadewa, Bima atau Werkudara, Harjuna, serta kembar Nakula Sadewa.

Tapak kaki raksasa yang berukuran panjang 1,5 m dan lebar 1 m itu juga memunculkan mitos bisa  menimbulkan gelombang besar di lautan. "Bila ada yang mengobok-obok maka akan menimbulkan gelombang besar," kata Suratman lagi.

Di sekitar tapak bima tumbuh rumput laut yang diamanfaatkan oleh warga. Rumput laut ini akan tumbuh ketika musim kemarau datang. Warga biasa mengambilnya untuk bahan agar-agar dan campuran minuman es. "Sembari memetik rumput laut, warga pun terkadang iseng untuk mebuktikan bahwa tapak bima jika di obok obok akan timbul gelombang besar Kata Wanto seorang nelayan di pantai pasir," imbuh Suratman.

Suratman menambahkan, obwis Pantai Watu Bale tergolong baru di Kebumen. Namun sejauh ini perkembangannya positif ditandai dengan tingkat kunjungan yang terus meningkat. Tak hanya wisatawan Kebumen, wisatawan luar daerah pun mulai ramai berkunjung. "Di hari biasa tingkat kunjungan mencapai 500-800 orang dan jika hari Minggu dan hari libur pengunjung bisa mencapai 1800-2000 orng perhari," ujarnya sembari mengatakan, tiket masuk dijual Rp 5000.

Selain menikmati keindahan panorama, para pengunjung juga dapat mengabadikan momen mereka saat berkunjung ke obwis Watu Bale. Sejumlah titik disiapkan untuk mengambil foto. Seperti di lokasi foto yang disebut  Birunya Selfi, pengunjung bisa berfoto dari atas bukit watu bale dengan latar belakang lautan lepas. Selain itu, masih ada Rumah Pohon Dan Perahu titanik yang berada tepat di atas Watu bale.  Untuk dapat berfoto di tempat-tempat itu, pengelola mengenakan tarif Rp 5 ribu perorang. "Hasil fotonya sudah pasti dijamin indah," ujar Suratman.

Salah satu pengunjung, Vely lestiana (22) wisatawan asal Banyumas mengaku sangat menikmati kunjungannya ke Watu Bale. "Saya baru pertama kali ke sini dan ternyata pemandanganya bagus dan indah banget. Tempat berfoto juga bagus viewnya. Terus yang bikin saya betah ini pas di atas (bukit), anginnya sejuk dan enak banget," ujarnya.(saefur/cah) (kebumenekspres.com)

20_8_WATUBALE.jpg