Kerasnya Upaya Warga Demi Meraih Adipura

KEBUMEN  - Pemkab Kebumen melalui Kantor Lingkungan Hidup (KLH) terkesan pesimis menjelang pengumuman Adipura yang rencananya akan diumumkan, Minggu ini (5/6/2016).

Terlepas dari apakah akan diraih atau tidak, antusiasme warga masyarakat Kebumen untuk menyongsong Adipura patut mendapat apresiasi. Dari warga 9 desa dan kelurahan penyangga Adipura telah berupaya semaksimal mungkin. Setidaknya itu tergambar dari kegiatan yang telah mereka lakukan sejauh ini.

Seperti terlihat di Desa Kembaran Kecamatan Kebumen yang sudah terdapat pengolahan sampah dengan bangunan megah. Sampah dari rumah tangga pun langsung diambil, dipilah, dan diproduksi  menjadi pupuk organik di tempat yang telah disediakan. "Jadi tidak ada bak atau kontainer sampah di pinggir jalan karena pengolahan sampah di Kembaran sudah modern," kata Kades Kembaran Suparno.

Hal senada juga disampaikan oleh Saefudin (35) warga RT 1 RW 1 Desa Kembaran Kecamatan Kebumen. Sampah di desanya  sudah dikelola secara intensif.  Di desa itu sudah terdapat petugas pengangkut sampah, yang mengambil langsung dari rumah tangga. “Setelah diangkat dan dibewa ketempat pengelolaan, sampah akan dipilah dan dipilih. Untuk sampah organik akan dibuat pupuk sedangkan yang non organik dijual,” terangnya.

Kembaran menjadi salah satu wilayah penyangga Adipura. Selain wilayah itu, ada Desa Kawedusan, Karangsari, dan Kutasari. Berikutnya, Kelurahan Bumirejo, Kebumen, Tamanwinangun, Selang, dan Panjer.


Antusiasme juga terlihat di Kelurahan/Kecamatan Kebumen. Di wilayah yang dipimpin Dede Suntoro SSos itu, saat ini sudah menerapkan bank sampah. Sampah yang dikumpulkan dari warga, berupa plastik dan kertas menjadi sebuah tabungan yang digunakan untuk membayar pajak PBB. Alhasil warga Kelurahan Kebumen pun tidak mendapatkan kesulitan saat hendak membayar pajak PBB, sebab selama ini mereka telah menabung sampah di kelurahan.

Dalam Bank sampah ini, warga memilah sampah. Jadi, sampah organik dibuang di bak sampah milik Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kebumen. Adapun untuk sampah plastik dan kertas dikumpulkan sebagai tabungan warga.

"Teknisnya sampah dipilah di kelurahan setiap hari Sabtu pada minggu ke II dan ke IV setiap bulannya, setelah itu sampah non organik ditimbang dan jumlahnya dicatat dalam buku tabungan. “Program ini sudah berjalan di RW I, II dan VII," papar Dede Suntoro, baru-baru ini.

Tak mau kalah, warga Kelurahan Tamanwinangun terlihat bersemangat menyongsong adipura. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh warga RT 2 RW 2 kelurahan setempat dengan menggencarkan kerja bakti. Dari hasil kerja bakti itu sampah  organik dikumpulkan di tempat pembuangan sampah, sedangkan sampah non organik dimasukan bank sampah. 

Kerja bakti telah berkali-kali dilakukan. Tujuannya tidak lain adalah agar penilaian Adipura dapat berjalan lancar dengan hasil maksimal. Pasalnya Kelurahan Tamanwinangun termasuk dalam target penilaian.  “Selain untuk penilaian adipura kegiatan ini juga dilakukan untuk menciptakan kesadaran masyarakat akan pentingnya kebersihan dan kesehatan,” kata Sekretaris RT 2 RW 2 Kelurahan Tamanwinangun, Slamet Riyadi (40) .(mam) (kebumenekspres.com)