Pendapatan Pasar Gagal Penuhi Target
KEBUMEN - Pendapatan daerah dari sektor pasar di Kabupaten Kebumen pada 2015 tidak memenuhi target. Sepanjang 2015 pendapatan pasar terealisasi sebesar Rp 4,57miliar, atau 92,07 persen dari target sebesar Rp 4,97 miliar.
Sekretaris Daerah (Sekda) Adi Pandoyo, mengatakan tidak terpenuhinya target pendapatan pasar karena masih banyak pasar yang sedang dibangun. Hal itu dikatakan Adi Pandoyo, saat menjadi inspektur upacara pada upacara 17-an di Halaman Setda Kebumen, Senin (18/1/2016).
Meski pada 2015 tidak memenuhi target, pada tahun ini Pemkab Kebumen menaikan target pendapatan pasar menjadi Rp 5,078 miliar. Hal ini dilakukan menyusul tahun ini sudah banyak pasar baru yang beroperasi setelah diperbaiki.
Untuk mendukung tumbuhnya perekonomian daerah Pemkab telah melakukan revitalisasi pasar. Yang dimulai sejak tahun 2011 hingga 2015 telah dilakukan revitalisasi sebanyak 19 pasar. "Pada tahun 2016 ada 5 pasar yang akan direvitalisasi. Yaitu Pasar Kuwarasan, Pasar Candirenggo, Pasar Demangsari Tahap 2, Pasar Rowokele tahap 2, serta Pasar Plumbon," terang Adi Pandoyo.
Lebih lanjut, Adi Pandoyo mengatakan, untuk mewujudkan Indonesia Bersih tahun 2020, maka kebersihan pasar pun harus selalu dijaga. "Terkait hal ini, sudah ada pengolahan sampah dijadikan pupuk organik di Pasar Tumenggungan," tegasnya.
Direncanakan akan diikuti pasar-pasar yang lainnya, sehingga pasar tidak berbau dan kumuh. "Dalam kaitan ini saya perlu menekankan, bahwa budaya bersih harus terus kita terapkan mulai dari diri kita, institusi, serta kita sebarluaskan kepada masyarakat," pintanya.
Terkait dengan diberlakukannya perdagangan bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), Adi Pandoyo mengklaim telah melakukan berbagai upaya. Diantaranya, fasilitasi pembuatan sertifikat PIRT (Pangan Industri Rumah Tangga) untuk menjamin keamanan pangan produk IKM. Sehingga bisa beredar di pasaran serta sebagai prasayarat untuk masuk ke pasar modern.
Selanjutnya, fasilitasi pembuatan merk untuk menjamin keamanan merk yang mereka gunakan dan tidak dijiplak oleh IKM lainnya. Pemkab Kebumen, juga menggelontorkan bantuan peralatan kepada kelompok IKM. Hal ini agar mampu memproduksi lebih banyak dan lebih bagus dengan alat-alat yang lebih modern.
"Kita juga melakukan pendampingan peningkatan produk gula kelapa menjadi gula semut. Sehingga memiliki nilai jual yang lebih tinggi, dimana permintaan pasarnya lebih luas bahkan diekspor ke luar negeri," bebernya.
"Peningkatan pengetahuan pelaku usaha mengenai kualitas produk IKM melalui pelatihan GMP (good manufactory processing). Sehingga memiliki daya saing serta mampu berkompetisi dengan pelaku usaha di daerah lain," imbuhnya.
Untuk menghadapi diberlakukannya MEA, Adi Pandoyo, mengajak masyarakat Kabupaten Kebumen mengubah pola pikir dari konsumtif menjadi produktif. Sehingga bisa berperan sebagai produsen yang menghasilkan lapangan kerja baru, serta memenuhi kebutuhan lokal secara mandiri.
Terus berupaya meningkatkan daya saing dengan strategi yang komprehensif, yang menjadi agenda bersama pemerintah pusat dan daerah dengan dunia usaha. Hal ini harus disertai dengan kapasitas konektivitas, yaitu infrastruktur, transportasi serta efisiensi birokrasi."Kita juga harus terus berupaya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia, sehingga dapat lebih kreatif dalam melakukan diversifikasi serta terobosan untuk memenangkan persaingan," pungkasnya.(ori)(kebumenekspres.com)