Produksi Jagung Tinggi, Harga Tak Stabil

KEBUMEN -Kendati sempat terkendala minimnya air untuk menyirami tanaman, hasil panen jagung milik Kelompok Tani Tri Murni Desa Purwosari, Kecamatan Puring, Kebumen, cukup baik. Saat panen perdana jagung super hibrida Bisi-18 Kapal Terbang, Sabtu (12/9), para petani mengaku hasil produksi cukup tinggi.

Ketua Kelompok Tani Tri Murni, Murdilan menjelaskan, dengan panen tersebut diharapkan dapat mendukung ketahanan swasembada jagung, apalagi Kebumen juga merupakan salah satu sentra tanaman jagung. Pihaknya bersyukur dengan panen jagung kali ini, karena membanggakan bagi petani. Hanya saja, harga yang tidak stabil menyebabkan petani tidak dapat memprediksi penghasilan.

Program Yaro

”Sekarang harganya antara Rp 2.850 sampai Rp 3.100 per kilogram,” ujar Murdilan. Dia menambahkan, panen jagung dari program Yaro-yaro yang dilakukan kelompok tani tersebut lahan per 100 ubin ratarata dapat menghasilkan 12,7 kuintal pipil kering. Adapun Program Yaro-yaro dari Bisi-18 Kapal Terbang itu merupakan program yang diberikan kepada petani dengan cara membayar separo-separo.

”Separo diawal saat akan tanam dan separonya lagi setelah panen,” terang Murdilan. Menurutnya, jumlah petani yang terlibat dalam produksi jagung tersebut mencapai 150 orang dengan menggarap lahan mencapai lebih dari 24 hektare. Selain hasil panen melimpah, petani setempat juga tidak mengalami kendala dalam pemasaran hasil panen.

”Karena pembeli datang sendiri. Selama ini berapa pun adanya jagung, selalu habis dibeli,” ungkapnya. Agronomis Bisi-18 Kapal terbang, Sipartulah menambahkan, keunggulan yang dihasilkan dari jagung benih ini antara lain panen bisa mencapai 12,5 ton per pipil kering per hektare.

Selain itu, pertumbuhan dan vigor tanaman kuat, tahan penyakit karat daun, umur panen 97-100 hari, tongkol relatif seragam di setiap tanaman. Kemudian kelobot tipis menutup rapat sampai ke ujung tongkol, hingga rendemen cukup tinggi. (J19-78)

 

sumber : suaramerdeka.com