Desa Terdampak Kekeringan di Kebumen Meluas

KEBUMEN, - Memasuki akhir Agustus dampak kekeringan di Kebumen semakin meluas. Jika awal kemarau lalu BPBD mencata terdapat 82 desa di 17 kecamatan yang mengalami krisis air bersih, saat ini jumlah desa terdampak kekeringan menjadi menjadi 87 desa.

Celakanya, sejumlah desa yang berada di perbukitan sulit dijangkau bantuan air bersih karena medannya yang ekstrim. Salah satunya Desa Condongcampur, Kecamatan Sruweng. Di desa itu, terdapat 72 keluarga yang merasakan dampak kekeringan. Krisis air bersih di desa itu pertama kali terjadi. Sebab musim kemarau tahun lalu, desa itu tidak mengalami kesulitan air bersih. “Sudah terjadi sejak tiga bulan lalu, tapi kami belum mendapatkan bantuan air bersih,” ujar Kepala Desa Condongcampur Dalalil saat menerima kunjungan Pejabat (Pj) Bupati Kebumen M Arief Irwanto, Jumat (21/8).

Kepala Seksi (Kasie) Kedaruratan BPBD Kebumen Arif Rahmadi mengungkapkan pihaknya masih membutuhkan bantuan dari pihak swasta untuk membantu air bersih yang akan disalurkan kepada masyarakat. Sebab daerah terdampak kekeringan di Kebumen terus meluas. Padahal alokasi anggaran yang disediakan Pemkab Kebumen terbatas.

Untuk membantu satu tangki air bersih isi 5.000 liter dipungut biaya sebesar Rp 175.000. Rinciannya, untuk membeli BBM solar sebesar Rp 10.000, BBM Pertamax untuk pompa air setengah liter Rp 5.000, uang saku sopir tangki Rp 30.000, uang saku pendamping sopir Rp 20.000 dan mengganti air bersih ke PDAM Rp 20.000. “Itu sudah bersih kami antar sampai ke penerima,” tegasnya. (Supriyanto/CN38/SM Network) 

sumber : suaramerdeka.com