Daerah Pinggiran Kurang Diperhatikan



KEBUMEN- Kebijakan pembangunan Bupati H Buyar Winarso SE yang memfokuskan pada penataan wilayah kota pasar tradisional mulai menuai sorotan berbagai pihak karena dirasa kurang adil dan proposional.

Pengamat kebijak pulik STAINU Kebumen Drs. H Mahrur Adam Maulana MAg kemarin menyatakan, pihaknya meminta agar Pemkab jangan melupakan perhatian pada persoalan pedesaan, pertanian dan daerah pingggiran. Sebab terkesan konsentrasi pembangunan 2 tahun terakhir lebih kewilayah perkotaan. ”Seperti akses jalan kabupaten diperkotaan dan merehab pasar-pasar tradisional,” kata dia.

Menurut Mahrur, untuk meninggkatkan daya beli masyarakat, akses jalan pedesaan atau jalan anatra kecamatan dan antar desa harus dibenahi. Dia mencontohkan jalan Karanggede-Patukgawemulyo Kecamatan Mirit yang rusak parah, semestinya ditangani segera. ”Sebab jalan tersebut vital sebagai akses ekonomi dan memasarkan hasil bumi masyarakat Kebumen timur bagian selatan,” imbuhnya.

Dia mengharapkan pembangunan akses jalan, jembatan dan irigasi di wilayah Kebumen utara mulai diprioritaskan. Apalagi potensi Karanggayam dan Sempor memiliki hasil bumi, palawija, sayuran dan sebagainya.

“Setiap pagi petani desa Lundong, Poncowarno dan sekitar memasok saturan ke pasar Kutowinangun. Kalau petani memiliki daya beli yang bagus, otomatis pasar daerah akan ramai dan ini akan mendorong perekonomian local,” tandas Mahrur.

Secara terpisah aktifis LSM Bhineka Tunggal Ika H Agus Salim Chamidi S.Sos mendesak Pemkab memecah konsentrasi pusat keramaian di Kebumen dan jangan hanya fokus di Alun-alun dan taman kota. Sebaiknya fasilitas Publik dan keramian ditambah di daerah sekitar kota supaya perekonomian makin tersebar dibeberapa wilayah.

Kurang terpadu

Agus juga menyoroti pengembangan sektor wisata. Hendaknya pengembangan wisata dilakukan secara terpadu dan koordinatif. Dia mencontohkan pengembangan wisata alam Jembangan di Poncowarno yang terkesan tidak terpadu dengan potensi daerah seperti Geologi Karangsambung dan keindahan alam di desa Plumbon dan sekitarnya.

“Diharapkan pengembangan pantai Suwuk yang sudah bagus tidak meninggalkan akar tradisi dan budaya masyarakat pesisir Kebumen,”kata dia. Bahkan hendaknya warga setempat dilibatkan dalam proses menjaga tradisi dan budaya setempat. “Jangan sampai waraga local di desa Tambakmulyo hanya jadi penonton dari pengembangan pantai suwuk,” tandas dia.

Secara terpisah sekda H Adi Pandoyo SH MSi menyatakan, Pemkab akan terus menggalih potensi daerah. Namur kebijakan pembangunan itu tetap mendasari pada rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan rencana pembangunan dalam jangka panjang dan menengah daerah (RPJMD).

“Kami akan mendukung kebijakan Bupati seperti yang telah dirumuskan dalam RTRW dan RPJMD. Tentu saja akan ada pusat-pusat pertumbuhan disetiap kecamatan dan itu akan kita garap sesuai koridor aturan dan kemampuan keuangan yang ada,” jelas Sekda.

Menurut Adi, Bupati H Buyar Winarso pada 2013 telah berkomitmen memperhatikan wilayah pedesaan dan pinggiran. Pada saatnya daerah pinggiran selatan dan pinggiran utara Kebumen akan dibenahi bertahan dengan mendasarkan kepda Pemerataan pembangunan dan kuota 26 kecamatan tersebut. (B3-91)
sumber : suaramerdeka

HL-FOTO-A24.jpg