Pantai Suwuk Makin Memikat

KEBUMEN - Bupati H Buyar Winarso SE mengatakan, beberapa tahun ke depan, Pantai Suwuk menjadi idola wisatawan Jateng bagian selatan. Pada 10 hari Lebaran saja, jumlah pengunjung 90 ribu wisatawan, dengan pendapatan Rp 344 juta.

Padahal, pengembangan pantai di Desa Tambakmulyo, Kecamatan Puring, Kebumen itu masih tahap awal.

Menariknya lagi, pantai yang muncul belakangan dibandingkan pantai lainnya seperti Pantai Petanahan, Logending dan Pantai Karangbolong itu, justru lebih banyak dikunjungi wisatawan.

“Ini (Pantai Suwuk—Red) memang fenomenal,” kata Buyar saat ditemui Suara Merdeka, kemarin.

Menurut Bupati Buyar, masterplan sudah disusun untuk pengembangan Pantai Suwuk tiga tahun ke depan.

Saat ini baru dibangun gapura masuk serta jalan menuju objek wisata tersebut. Pagar yang dibangun pun belum rampung sehingga akan ditindaklanjuti tahun berikutnya.

Pengembangan Pantai Suwuk pada 2013 dianggarkan Rp 5 miliar. Bupati Buyar memperkirakan, pengembangan hingga 2015 itu akan menarik pengunjung mencapai 2 juta wisatawan per tahun.

Sarana dan prasarana pendukung juga dipersiapkan. Selain tempat permainan anak-anak, Pantai Suwuk akan dilengkapi sirkuit.

Objek wisata yang terdapat pantai, muara dan pegunungan itu, masih dilengkapi berbagai fasilitas olahraga seperti voli pantai, jogging serta jembatan wisata.

Jembatan ini memadukan Pantai Suwuk dengan Pantai Karangbolong, di Desa Karangbolong, Kecamatan Buayan.

“Sekaligus sebagai ikon objek wisata di pantai tersebut,” kata Buyar.

Kampung Wisata

Mengenai Kampung Wisata Suwuk yang melekat pada daerah setempat, lanjutnya, akan mendapat dampak positif menyusul pengembangan pantai tersebut.

Saat ini saja, dampak pengembangan objek wisata itu  menyebabkan harga tanah sekitar naik drastis dari Rp 1 juta per ubin menjadi Rp 5 juta per ubin. Perekonomian masyarakat pun meningkat.

Anggota DPRD Kebumen, Miftahul Ulum menambahkan, master plan Pantai Suwuk tidak hanya menjual keindahan pantai semata.

Begitu pula tidak hanya asal meningkatkan PAD (Pendapatan Asli Daerah) saja. “Tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” jelasnya.

Satu pengunjung dirata-rata mengeluarkan Rp 100 ribu di Pantai Suwuk saat Lebaran kemarin maka uang beredar di objek wisata lebih dari Rp 9 miliar.

Jadi, semuanya ikut menikmati rezeki dari keramaian Pantai Suwuk.

Keuntungan yang diperoleh dengan sistem bagi hasil dengan desa. Jadi yang diuntungkan masyarakat sekitar.

Agrobisnis pun diperhitungkan. Seperti produksi nira dari hasil perkebunan kelapa yang ada di pantai tersebut. Masyarakat setempat menjadi diberdayakan.

Antara lain mengelola parkir, sampah, dan menata pedagang. Miftah juga politisi PKB menjelaskan, arti pembangunan bukan hanya dihitung rupiahnya saja tetapi ada hal lain dari efek dibangunnya objek wisata tersebut. “Dan itu justru melebihi PAD,” tandasnya.(K5-52)

(/)sumber : suaramerdeka.com