Emping Ambal Mulai Dipesan, Perajin Sulit Bahan Baku
AMBAL – Permintaan emping melinjo yang terkenal dari Kabupaten Kebumen, yakni dari sejumlha desa di Kecamatan Ambal, mulai banyak pesanan. Namun sayang, tak diimbangi pasokan bahan baku emping, yakni ‘mlinjo’. “Benar-benar kami kesulitan bahan baku” ujar Ny Ngatni perajin emping dari Desa Pucangan Kecamatan Ambal, Minggu (07/06/2015).
Dikatakan, belum adanya panen raya melinjo di Ambal berakibat banyak pedagang melinjo yang mendatangkan melinjo luar daerah seperti dari Sukabumi Jawa Barat.Harganya cukup tinggi,mencapai Rp 12 ribu sampai Rp 13 ribu per kilogram melinjo kupasan. ”Sedangkan melinjo berkulit mencapai Rp 6 ribu sampai Rp 7 ribu per kilogram. Padahal harga normal Rp 2 ribu per kilogram melinjo berkulit dan Rp 5 ribuper kilogram melinjo kupasan,” ungkap Ny Ngadmi.
Selain belum terjadi panen raya, seringkali stok melinjo yang dijual di pedagang melinjo Pasar Ambal banyak diborong oleh perajin emping dari Bantul dan Kulonprogo yang sengaja datang ke Pasar Ambal untuk kulakan melinjo. Banyak pula petani melinjo Ambal yang pohon melinjonya tak berbuah sama sekali pasca terganggu oleh abu vulkanik Gunung Kelud tahun lalu.
Dampak dari kelangkaan buah melinjo tersebut, harga emping kini melonjak dari Rp 22 ribu – Rp 23 ribu/kilogram menjadi Rp 32 ribu sampai Rp 33 ribu/kilogram untuk emping biasa. Sedangkan emping kelas super bisa mencapai Rp 36 ribu sampai Rp 37 ribu/kilogram. Mengingat tingginya harga emping tersebut, rata-rata pedagang masih memprioritaskan pasar kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya. (Dwi/ KRjogja.com /LintasKebumen©2015)