Kopi Arabica Bisa Tumbuh di Pesisir Selatan

JIKA tak melihatnya sendiri sulit untuk percaya jika tanaman kopi bisa tumbuh subur di daerah pesisir. Maklum, selama ini sesuai pakem, tanaman kopi hidup di ketinggian minimal 400 mdpl dengan temperatur yang sejuk.

Tetapi faktanya, tanaman kopi bisa tumbuh dengan baik di pesisir selatan Kebumen yang merupakan dataran rendah dan dengan suhu yang panas. Yang mencengangkan ialah berbagai varietas kopi bisa tumbuh baik di kebun milik Yuri Dulloh (36) di Desa Pucangan, Kecamatan Ambal, Kebumen. Setidaknya empat jenis kopi yang dia tanam yakni Arabica, Liberica, Robusta, dan Javanica sudah mulai dirasakan hasilnya.

Saat ini sebagian sudah berbuah, beberapa sudah mulai memerah bahkan beberapa kali sudah menikmati panen. “Tentu orang-orang akan heran melihat tanaman kopi bisa tumbuh di pesisir pantai,” ujar Yuri Dulloh saat ditemui Suara Merdeka di kebun kopi di pekarangan rumahnya, Selasa (10/2).

Dipasok ke Kafe

Ya, tumbuhnya kopi Arabica di pesisir seperti sebuah mukjizat. Maklum kopi Arabica lazimnya tumbuh di daerah dengan ketinggian 700-1.700 mdpl dengan suhu 16-20 derajat celcius. Maka, setelah sukses menanam di lahan sendiri, Yuri mulai mengembangkan penanaman di lahan milik warga dan di bawah tegakan di hutan negara dengan sistem kemitraan.

“Saya optimistis, kopi Kebumen memiliki masa depan yang cerah,” imbuhnya. Optimisme Yuri, memang bukan pepesan kosong.

Sejak bisa memanen dalam jumlah lumayan di tahun 2013, hasil olahannnya berupa kopi bubuk sangrai dan oven dipasok di beberapa kafe di Yogyakarta dan Jakarta. Bahkan permintaan datang dari konsumen mancanegara mengingat kopi Kebumen memiliki rasa yang khas dan unik. Di Kebumen sendiri, kopi yang diberi label Yuam Roasted Coffee itu baru bisa dinikmati di Roemah Martha Tilaar Gombong dan Warung Sop Arie 2 di Jalan Lingkar Selatan Kebumen.

Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kebumen, Djoenedi Faturachman menyampaikan, sejak kemunculan komoditas kopi produksi kebun kopi Yuri Dulloh, pihaknya bertekad menjadikan kopi sebagai komoditas hasil hutan bukan kayu (HHBK) andalan yang layak ekspor. Pemkab Kebumen pun melakukan penanaman secara besar-besaran sejak November 2014.

Pihaknya menanam ratusan bibit kopi di hutanhutan milik rakyat dan menanam 5.000 bibit kopi berbagai jenis di hutan negara di Kecamatan Sempor bekerjasama dengan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) dan Perum Perhutani. “Penanaman ini terus berlanjut di tahun 2015,” katanya.

Pihaknya memiliki mimpi besar, yakni Kebumen akan menjadi pengekspor kopi pesisir. Salah satu upaya dilakukan dengan mengikutkan serbuk kopi dari biji kopi robusta yang ditanam di pantai Kecamatan Petanahan dalam seleksi rasa kopi di Dinas Perkebunan Jateng.

Pasalnya, selama ini ekspor kopi didominasi kopi kawasan pegunungan, seperti Temanggung, Gayo, dan Lampung. “Agar Kebumen bisa berbicara di pasar kopi harus punya kopi bercita rasa khas yang tak ditemui di sentra kopi lainnya yakni kopi pesisir,” tandasnya. (Supriyanto-78)

sumber : suaramerdeka.com