Tanah Retak Ancam Permukiman Warga

KEBUMEN- Tanah retak mengancam permukiman warga di dua desa di Kecamatan Karangsambung, Kebumen. Warga was-was, karena tidak menutup kemungkinan, saat hujan turun rekahan tanah itu akan melebar dan terjadi tanah longsor. Retakan tanah terjadi di Dusun Rawa Bayem, Desa Wadasmalang dan di Desa Plumbon.

Tanah merekah terjadi di tebing, bahkan sepanjang 15 meter sudah longsor. Kondisi ini mengancam sekitar 20 rumah yang ada di atasnya yang hanya berjarak sekitar 25 meter dari retakan. “Ya, kalau ini longsor bisa mengancam rumah yang berada di atasnya,” ujar Camat Karangsambung Rianto Setyo Hartono usai meninjau tanah retak di Desa Wadasmalang. Selain itu, tanah retak yang lebih lebar terjadi di bukit yang disebut Gunung Buto Ijo. Di bukit yang berada di Desa Plumbon itu terjadi rekahan mencapai 300 meter. Jika sampai longsor, material longsoran akan mengancam sekitar 100 rumah warga berada tidak jauh di bawahnya. “Kondisi ini sudah kami laporkan ke bupati melalui BPBD Kebumen,” ujar Rianto Setyo yang meninjau lokasi bersama Danramil 07 Karangsambung Kapten Arh M Chumaedi.

Sebenarnya, kata dia, tanah retak juga terjadi di Dusun Jatibungkus, Desa Langse. Namun rekahan tanah tersebut sudah ditutup dengan cara gotong-rotong masyarakat setempat.

Sekretaris Daerah (Sekda) Adi Pandoyo telah berkoordinasi dengan tim Geologi untuk menangani rekahan di Wadasmalang dan Plumbon. “Hal ini diperlukan untuk penanganan tepat, sehingga mengurangi risiko terjadi tanah longsor,” ujarnya.

Siapkan Anggaran Bupati Kebumen Buyar Winarso meminta semua komponen siaga mengadapi ancaman bencana banjir dan tanah longsor. Selain kesiapan personel, peralatan, dan logistik, Pemkab Kebumen juga menyiapkan anggaran untuk penanganan bencana sebesar Rp 6 miliar yang dikelola Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kebumen. “Untuk anggaran bencana merupakan dana APBD maupun bantuan dari APBN maupun Provinsi Jateng,” ujar Buyar Winarso usai apel siaga bencana di lapangan Bumi Perkemahan Widoro, Kecamatan Karangsambung, Kamis (15/1).

Selain itu, setiap satuan kerja terkait juga sudah melakukan persiapan menghadapi kemungkinan bencana. Kantor Ketahanan Pangan menyiapkan 88 ton gabah kering giling (GKG) di gudang cadangan pemerintah. Sedangkan Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Sosial (Nakertransos) menyiapkan 100 ton beras yang disimpan di Gudang Bulog Kebumen. “Sedangkan untuk puskesmas telah dibentuk tim reaksi cepat untuk penanggulangan bencana,” ujar Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) dokter Rini Krisatiani menyebutkan, korban bencana yang dirawat di rumah sakit tidak dibebani biaya. (J19-32)

 

sumber : suaramerdeka.com