Warga Klirong Temukan Metode Baru Pemupukan Pisang
KEBUMEN - Kualitas buah pisang yang kurang bagus seperti kulit buahnya yang berkerut dan terlihat kurang segar seringkali menyusahkan petani pisang karena berimbas jatuhnya harga pisang. Berangkat dari permasalahan tersebut lantas mendorong Sakiran (50), petani Desa Pandan Lor, Kecamatan Klirong, Kebumen untuk berpikir keras guna mencari jalan keluarnya.
"Usaha saya untuk serius berpikir mencari jalan keluar atas permasalahan tersebut akhirnya membuahkan hasil. Saya mendapatkan ide untuk memberikan pemupukan tambahan melalui 'jantung' atau bunga pisang. Hasilnya benar-benar luar biasa, selain lebih 'berisi' dan segar dibandingkan bila tanpa pemupukan melalui jantung, kulit buahnyapun terlihat mulus tanpa kerutan sedikitpun," ungkap Sakiran saat memperlihatkan setandan buah pisang ambon di halaman rumahnya, Senin (19/01/2015).
Di bagian ujung tandan pisang tersebut terikat secara menggantung sebuah kantung plastik berisi pupuk urea. Kantung plastik berisi segenggam pupuk urea tersebut diikatkan di ujung tandan pisang ketika semua pelepah jantung pisang telah rontok dan masing-masing bunga telah berubah bentuk menjadi buah-buah kecil.
"Setelah berhasil diujicobakan pada satu tanaman pisang dan berhasil menaikkan harga jual buah pisang, cara ini akhirnya saya terapkan pada semua tamanan pisang milik saya," ujar Sakiran yang memiliki aneka pisang bernilai ekonomi tinggi seperti ambon, raja kosta, raja dan raja nangka.
Menurut Sakiran, selain urea, jenis pupuk lain seperti ZA juga bisa digunakan dalam sistem pemupukan temuannya ini. Nilai tambah penggunaan sistem pemupukan ini adalah naiknya harga buah pisang di tingkat petani. Setandan pisang ambon berisi 8 sisir pisang miliknya misalnya, semula hanya terjual Rp 75 ribu. Setelah dipupuk di bagian jantungnya melonjak menjadi Rp 150 ribu sampai Rp 200 ribu. (Dwi)(KRjogja.com)