Hotel dan Restoran Diimbau Putar Lagu-Lagu Jawa

KEBUMEN – Sebagai upaya nguri-nguri kebudayaan nasional khususnya budaya Jawa Tengah, hotel dan restoran di Kebumen diminta untuk memperdengarkan lagu-lagu Jawa. Imbauan serupa juga ditujukan kepada satuan kerja perangkat daerah (SKPD), kecamatan dan BUMD di lingkungan Pemkab Kebumen.

Lagu jawa seperti gending, langgam, klenengan serta keroncong tersebut bisa diperdengarkan pada saat jamuan tamu, sebagai “rungon-rungon” di lobby atau diputar pada saat jam istirahat. Imbauan itu disampaikan oleh Sekda Kebumen dalam surat edarannya Nomor: 556/0343 tanggal 9 Januari 2015 tentang pemutaran lagu jawa, menyusul surat edaran Guberbur Jawa Tengah Nomor: 556/012813 tanggal 23 Desember 2014 tentang pelestarian atau nguri-nguri kebudayaan nasional Jawa Tengah.

Selain sebagai upaya pelestarian budaya bangsa, pemutaran lagu-lagu jawa diharapkan akan memperkuat jatidiri Jawa Tengah serta menyukseskan pembangunan Jateng, melalui misi gubernur Jateng yakni kepribadian dan kebudayaan. Tanamkan Kecintaan Berbagai strategi dilakukan untuk menanamkan kecintaan pada budaya. Selain dengan memutar lagu-lagu Jawa baru-baru ini juga diterapkan penggunaan bahasa jawa sebagai bahasa komunikasi lisan setiap Kamis di lingkungan pemerintah, baik lingkungan SKPD, kecamatan maupun BUMD.

Imbauan tersebut tertuang dalam Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah Nomor 430/9525 tertanggal 7 Oktober 2014 tentang Penggunaan Bahasa Jawa untuk Komunikasi Lisan di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah. Penggunaan Bahasa Jawa kembali digalakkan untuk menjaga dan memelihara kelestarian bahasa, sastra, dan aksara Jawa yang menjadi faktor penting untuk peneguhan jatidiri daerah dan masyarakat Jateng.

Sekaligus menyelaraskan fungsi bahasa, sastra, dan aksara Jawa dalam kehidupan masyarakat, yang sejalan dengan arah pembinaan Bahasa Indonesia. “Selain itu juga untuk mengenali nilai-nilai estetika, etika, moral, dan spiritual yang terkandung dalam budaya Jawa untuk didayagunakan sebagai upaya pembinaan dan pengembangan kebudayaan nasional. Serta sebagai wahana untuk pembangunan karakter dan budi pekerti luhur,” katanya. (J19-78)

 

sumber : suaramerdeka.com