Bupati Dorong Kemandirian Koperasi

KEBUMEN - Bupati Kebumen Buyar Winarso mendorong kemandirian koperasi yang ada di Kebumen. Kopersi diminta untuk tidak selalu mengandalkan bantuan modal dari pemerintah.

"Kemandirian sangat penting, setelah itu baru berkreasi pengembangan koperasi secara lebih luas," ujar Buyar Winarso, dihadapan para pengurus koperasi saat menghadiri Resepsi Hari Koperasi ke-67 di Pendapa Rumah Dinas Bupati Kebumen, Sabtu (23/8).

Menurut Buyar, tugas pemerintah ialah memberikan pelayanan aspek administrasi maupun kebijakan untuk membentuk lingkungan usaha baru. Dia mencontohkan, setelah dilakukan pengembangan di Pantai Suwuk, saat ini terdapat 467 pedagang yang berjualan di objek wisata tersebut.

"Para pedagang itu perlu dibina dan dijadikan sebagai anggota koperasi," ujar dia.

Buyar juga menyebutkan, komitmen Pemkab Kebumen dalam mengembangkan koperasi ialah dengan membentuk Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UM-KM) tersendiri.

Kesempatan Usaha

Ditegaskan, mustahil pemerintah dapat meningkatkan perekonomian masyarakat tanpa ada didorong sektor wisata. Untuk itu, dia meminta jika ada investor yang akan  menanamkan modal di Kebumen mesti diterima. Pelaku usaha diminta bisa bersaing secara sehat dan jika ada masalah dibicarakan.

"Banyak peluang yang sebenarnya masih bisa digarap. Saat ini yang perlu diubah ialah pola pikir masyarakat. Dengan pola yang baru pelaku usaha lokal dapat bersaing dalam era yang makin kompetititf," tandas Bupati yang berlatar belakang pengusaha itu.

Sebelumnya, Ketua Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Kebumen, Djoko Soetrisno mengusulkan kepada pemerintah adanya peningkatan keberpihakan kebijakan antara lain di bidang usaha dan permodalan. Koperasi seyogyanya diberikan kesempatan usaha di sektor riel seperti pertanian, perikanan, peternakan.

"Sementara di bidang permodalan diberikan stimulan sesuai dengan tingkat kemampuan," ujar Djoko Soetrisno menambahkan, pendidikan dan latihan perlu ditingkatkan agar sumber daya manusia (SDM) koperasi lebih siap dalam menyikapi Ekonomi Global dan Pasar Bebas 2015.

Djoko Soetrisno memaparkan, sejak 2011 hingga 2014 jumlah koperasi di Kebumen sebanyak 511 koperasi. Dari jumlah tersebut terdapat 119 koperasi yang tidak aktif.

"Koperasi kategori tidak aktif itu yang sudah tidak melakukan rapat anggota tahunan dan tidak menyampaikan laporan tiga bulanan," ujarnya. (J19-42)

sumber : suaramerdeka