Nelayan Kebumen Masih Paceklik
KEBUMEN - Sudah hampir tiga bulan nelayan Kabupaten Kebumen menghadapi masa paceklik. Untuk menyambung hidup, beberapa nelayan menjaring ikan di pantai yang hasilnya dijual ke wisatawan.
Di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir, Kecamatan Ayah, dari sekitar 600 perahu, tidak lebih dari 10 perahu yang melaut. Mereka yang masih melaut, mencoba adu nasib demi keluarga meski hasil yang diperoleh, tidak mampu untuk menutup biaya operasional.
"Kalau musim paceklik memang masih ada yang melaut, terutama nelayan yang tidak memiliki pekerjaan lain. Namun jumlahnya hanya sedikit. Itu pun nelayan yang berani saja," jelas Sekretaris II Rukun Nelayan TPI Pasir, Sarno, Selasa (12/8/2014).
Nelayan yang beradu nasib sering mendarat dengan tangan hampa. Kalau pun memperoleh ikan, hasilnya tidak mampu untuk menutup biaya operasional yang mencapai Rp 300 ribu. Biaya sebesar itu, antara lain untuk membeli bahan bakar bensin campur sebanyak 15-20 liter yang harganya Rp 9.000 perliter. Belum untuk bekal dan lainnya.
Selama masa peceklik, nelayan di Kabupaten Kebumen beralih ke pekerjaan lain. Sebagian ada yang tetap mencari ikan dengan cara menjaring di pinggiran pantai. Seperti Kusno (40) yang bersama nelayan lain, mencari keberuntungan dengan menjaring ikan di pantai berkarang di sekitar Pantai Karangduwur Kecamatan Ayah.
Menjaring ikan di pinggiran pantai juga tergantung cuaca. Jika ombak besar, nelayan memilih libur. Hasil yang diperoleh ditawarkan kepada para wisatawan. "Hasil dari menjaring hanya cukup untuk makan bersama keluarga selama sehari," ujar Kusno. (Suk) (KRjogja.com)