Perang Alat Peraga Tak Terhindarkan ; KPU Minim Sosialisasi
KEBUMEN - Mendekati Pilpres 9 Juli di Kebumen terkesan perang alat peraga dua gambar pasang calon presiden dan calon wakil presiden (capres-cawapres) makin tak terhindarkan.
Apalagi KPU Kebumen kurang memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang dua pasang calon tersebut. Padahal saat ini sudah memasuki jadwal kampanye. Namun gambar sosialisasi alat peraga resmi berupa baliho, spanduk atau gambar dua pasang capres-cawapres yang dipasang oleh KPU masih belum ada.
Akibatnya, kini di sepanjang jalan protokol yang strategis di Kota Kebumen seperti sekitar alun-alun, depan perkantoran dan pertokoann hingga dekat pasar sudah dipasang dua gambar capres dan cawapres. Yang menyolok, tiga baliho besar gambar salah satu capres-cawapres terpajang di depan pasar Tumenggungan dan pertokoan, tanpa ada larangan dari KPU maupun Panwaslu, meski lokasi tersebut di depan tempat umum atau pasar.
Ketua KPU Kebumen Paulus Widiantoro saat dihubungi kemarin mengakui, pihaknya memang belum memasang baliho atau spanduk sosialisasi pilpres karena baru mencetak alat peraga. Saat ini alat peraga itu sedang naik cepat dan dijadwalkan jadi pekan depan. Pihaknya akan memasang dua baliho di depan Kantor KPU Jalan Arungbinang dan di sekitar Alun-alun Kebumen.
Jadwal Imsakiah
Adapun spanduk capres dan cawapres akan dipasang di beberapa sudut atau tempat yang strategis.
Selain itu, KPU Kebumen juga mencetak sosialisasi pilpres dan gambar dua pasang capres cawapres pada jadwal Imsakiyah karena Pilpres 2014 ini bersamaan dengan bulan Ramadhan.
"Memang spanduk dan baliho sosialisasi baru naik cetak. Minggu depan sudah jadi dan akan kami pasang di lokasi yang strategis," jelas Paulus.
Menyinggung pelaksanaan kampanye pilpres, Paulus mengingatkan kepada dua tim kampanye dan tim sukses dua pasang capres-cawapres di Kebumen untuk menaati aturan dan kesepakatan. Apalagi nota kesepahaman dengan dua tim sukses untuk menjaga ketertiban lalu lintas selama pelaksanaan kampanye.
Paulus pun mengharapkan kedua tim sukses agar menaati aturan kampanye, menjaga ketenagnan dan ketentraman di masyarakat dan jangan menggunakan cara-cara kampanye hitam. Sebab dengan kampanye hitam bisa mendorong terjadi konflik sosial di masyaakat. "Kami meminta kepada dua tim bisa melaksanakan tahap kampanye hitam atau kampanye yang provokatif agar masyarakat tetap kondusif dan aman," tandas Paulus. (B3-78)
sumber : suaramerdeka