Kemungkinan Tsunami Diwaspadai ; Terjadi 23 Kali Gempa Susulan

 

KEBUMEN - Pemkab Kebumen telah menyiapkan tenaga sukarelawan untuk berjaga 24 jam di pantai selatan guna memantau perkembangan gelombang laut.

Dibantu personel Polres, Kodim 0709 dan PMI, sukarelawan juga wajib menyebarluaskan informasi ke warga dan memberikan rasa aman kepada masyarakat yang masih trauma.

Pemantauan gelombang laut selatan itu dilakukan karena muncul isu bakal terjadi tsunami. "Kami tempatkan sukarelawan memantau laut selatan," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Kebumen HA Budi Satrio, Minggu (26/1).

Pada Sabtu (25/1) malam, muncul isu tsunami. Kondisi tersebut sempat membuat warga di Kecamatan Petanahan panik. Pasalnya ada kabar air pantai selatan telah surut.

Kondisi itu merupakan gejala awal dari munculnya tsunami setelah terjadi gempa. "Warga sempat panik setelah ada isu tsunami. Bahkan kami menerima berkali-kali telepon yang menanyakan soal tsunami itu. Saya jawab tidak ada tsunami. Saat ini aman namun tetap waspada," tandas Budi.

Usai gempa 6,2  skala Richter (SR) pada Sabtu (25/1), pukul 12.14, muncul gempa susulan yang terjadi di wilayah Kebumen dan sekitarnya. Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan geofisika (BMKG) Banjarnegara mencatat ada 23 kali gempa susulan dengan kekuatan cenderung menurun antara 4-4,8 SR.

Kepala Stasiun Geofisika BMKG Banjarnegara, Ahmad Lani mengatakan, munculnya gempa susulan mulai dirasakan warga pada Sabtu pukul 23.58 dengan kekuatan 4,7 SR dengan pusat gempa di 65 kilometer barat daya Gombong, Kebumen. Selanjutnya berturut-turut gempa masih terjadi di sekitar Kebumen.

Lani mengimbau kepada pemerintah daerah yang kaawasan berada di pinggir pantai seperti Cilacap dan Kebumen untuk mengantisipasi terjadinya gempa besar.

"Mitigasi bencana di daerah pesisir harus lebih ditingkatkan, karena Cilacap dan Kebumen sangat rawan tsunami," ujarnya.

Guncangan lindhu kemarin itu mengakibatkan 189 rumah rusak di Banyumas dan Cilacap. Kerugian ditaksir mencapai Rp 3,139 membuat 150 rumah termasuk tempat ibadah Masjid Jami At Taqwa Desa Kranggan, Kecamatan Pekuncen roboh. Sementara di Cilacap sedikitnya 39 rumah rusak terdiri dari empat rumah rusak berat, enam rumah rusak sedang, dan 29 rumah rusak ringan.

Kerusakan rumah paling banyak terjadi di kecamatan Pekuncen, Banyumas. Disusul kemudian di Kecamatan Kemranjen, Kedungbanteng, Karangwelas. "Total kerugian sekitar 2 miliar. untuk kerusakan rumah sekitar Rp 1 miliar dan untuk masjid (Jami At Taqwa Kranggan) ini kerugian ditaksir mencapai Rp 1 miliar. Kami sudah instruksikan untuk seluruh jajaran dinas untuk kerja cepat menangani bencana ini," jelas Bupati Banyumas Achmad Husein saat di Desa Kranggan, Pekuncen.

Berdasarkan data yang dikumpulkan, di Kecamatan Pekuncen sebanyak 125 rumah mengalami rusak berat dan ringan yang berada di Desa Tumiyang, Kranggan, Pasiraman, Karangklesem, Cikembulan, dan Desa Candinegara. Untuk Kecamatan Karanglewaas sebanyak 16 unit rumah rusak, yakni Desa Sinyalangu sebanyak 15 rumah rusak dan Desa Babakan 1 rumah rusak. Di Desa Melung Kecamatan kedungbanteng 3 rumah rusak. Serta Desa Nusamangir Kecamatan Kemranjen sebanyak 3 rumah rusak.

"Data ini belum termasuk bangunan rumah ibadan dan sekolah yang ikut mengalami kerusakan," jelasnya.

Hingga Minggu (26/1) kemarin, ekskavator juga didatangkan untuk menghancurkan bangunan Masjid Jami At Taqwa yang ambruk. Warga yang rumahnya ursak juga masih mengadakan pembersihan material reruntuhan bangunan. Sebagian dari mereka yang rumahnya rusak berat juga terpaksa mengungsi di rumah saudara dan tetangga. sementara itu bantuan logistik dari berbagai sumber juga terus mengalir. Namun warga masih mengkhawatirkan adanya gempa susulan.

Dari Cilacap, meski telah tercatat ada 39 rumah rusak, namun BPBD terus melakukan pengecekan di lapangan. berdasarkan hasil pendataan akibat gempa, empat rumah rusak sedang, dan 29 rumah rusak ringan dengan total kerugian sementara sebesar Rp 139.500.000.

Kabag Humas Setda Cilacap, Taryo mengungkapkan, bantuan secara teknis dilakukan oleh UPT BPBD yang ada ditiap kecamatan. Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Cilacap, Supriyanto, mengaku pada Minggu (26/1), telah melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kepala Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Cilacap, Arief Haryanto. "MoU tersebut ditandatangani dalam rangka kerja sama dalam pemberian informasi data seismograf, informasi data seismograf, informasi gempa, dan peringatan dini tsunami. Sebenarnya, selama ini kami sudah bekerja sama, hanya saja bukti hitam di atas putihnya belum ada," katanya.

Tak Ada Korban Jiwa

BPBD telah menurunkan bantuan untuk korban rumah ambruk di Desa Kalipurwo, Kecamatan Kuwarasan, serta Desa Candimulyo, Kecamatan Kebumen termasuk perbaikan rumah retak di Desa Wonoharjo, Kecamatan Rowokele.

Sementara bagi warga yang tinggal di pesisir Kecamatan Puring, Petanahan, Klirong, Buluspesantren, Ambal dan Mirit telah dievakuasi ke Jalan Daendels atau kira-kira berjarak dua kilometer dari bibir pantai. "Kami sudah menyiapkan skenario bila ada tsunami titik aman air di Jalan Daendels. Jadi warga tidak pelru panik, namun juga tetap waspada," tandas dia.

Koordinator Tagana Kebumen, Sukamsi yang tinggal di Desa Ayah, Kecamatan Ayah menyatakan, gempa di barat daya Kebumen sabtu lalu juga menyebabkan kekhawatiran terjadi longsor susulan di bukit kapur dekat Pantai Logending.

Sukamsi mengaku sampai kemarin belum ada laporan korban akibat gempa. Adapun mengenai rumah rusak terjadi di Dusun Sewaru Desa jatijajar, Kecamatan Ayah, satu rumah ambruk. Rumah Soiman (40), warga Desa Jatijajar RT 03 RW 03, Kecamatan Ayah dilaporkan ambruk, sekitar pukul 21.00. Selain itu, kerusakan ringan menimpa atap rumah milik M Sajo, warga Desa Waluyorejo, Kecamatan Puring.

Bangunan dapur ukuran 4x4 meter milik Asmirah (70, warga Kecamatan Kuwarasan juga roboh. Selain itu tanah retak terjadi di rumah milik Rasmin di Dusun Lokarsa, Desa Wonoharjo, Kecamatan Rowokele.

Bahkan, genting gapura objek wisata Gua Petruk di Kecamatan Ayah berjatuhan, termasuk sebongkah batu besar jatuh menggelinding dari tebing di kawasan objek wisata Pantai Logending, Ayah.

Sementara itu berdasarkan pemantauan PMI Kebumen di 26 kecamatan, tidak ada korban jiwa. Wakiil Ketua PMI BIdnag Penanggulangan Bencana Ahmad Sahli Syam mengatakan, gempa hanya menyebabkan kerusakan materi berupa rumah.

Kepala Bidang Irigasi pada Dinas Sumber Daya Air Energi Sumberdaya Mineral (SDA ESDM) Kebumen, Mucharom menyampaikan, bendungan Waduk Wadaslintang dan Sempor kondisinya sejauh ini aman.

"Bendungan Wadaslintang dan Sempor masih aman," ujarnya. (K37, H60, ag, G22, J19-90)

sumber : suaramerdeka