Tanaman Padi Kembali Tergenang

 

KEBUMEN - Hujan deras yang mengguyur Kebumen mengakibatkan tanaman padi kembali tergenang, kemarin. Padi yang baru ditanam kembali setelah puso akibat banjir sebelumnya itu pun terancam mati.

Dari catatan Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kebumen yang dilaporkan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), terdapat 5.334 hektare tanaman padi yang puso akibat banjir sebelumnya. Paling parah di Kecamatan Puring seluas 1.150 hektare dan Kecamatan Bonorowo 841 ha. "Baru saja petani tanam kembali padi yang puso. Ini sudah tergenang lagi," kata Mantan Kepala Desa Pujodadi, Kecamatan Bonorowo, Samingun.

Membeli Bibit

Ia yang mengecek sawahnya yang tergenang itu pun memperkirakan tanaman padi kembali puso.

Padahal petani telah mengeluarkan biaya untuk membeli bibit yang harganya Rp 4000 perikat. Satu ikat untuk lahan seluas satu ubin. Satu hektare sama dengan 700 ubin, sehingga, butuh biaya untuk membeli bibit Rp 2,8 juta per hektarenya. "Belum kerugian akibat banjir sebelumnya," imbuh Samingun.

Sementara itu, Edi Akbar Nugroho (33), warga Desa Kalipurwo, Kecamatan Kuwarasan yang juga aktivis Forum Masyarakat Sipil (Formasi) Kebumen sempat mendiskusikan masalah kerugian petani akibat banjir sebelumnya.

Menurut Edi, kerugian tidak hanya benih padi, tetapi juga tenaga tanam, sewa traktor, dan biaya pembelian pupuk dan tenaga pemupukan. Untuk satu hektarenya ia memperkirakan mengalami kerugian Rp 3.332.000. Jadi, dari total 5.334 hektare areal pertanian di Kebumen yang puso itu mengalami kerugian Rp 17,7 miliar. (K5-91)

sumber : suaramerdeka