Petugas BPBD Ikuti Pelatihan Orari

KEBUMEN - Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kebumen mengikuti pelatihan Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari). Selasa (24/7 ).

Selain teori, pelatihan di Kantor BPBD itujuga dipraktikkan berkomunikasi lewat stasiun radio amatir tersebut. Peralatan dari Orari pun ditunjukkan untuk mendeteksi adanya bencana. Ketua Orari Lokal Kebumen, Halim Dani Hidayat mengemukakan, Orari memiliki jaringan khusus yeng bisa digunakan untuk membantu penanganan bencana.

Apalagi ada alat APRS (Automatic Position Reporting System) yang mampu mendeteksi atau memantau cuaca, kecepatan angin dan curah hujan. Jadi, tanda-tanda akan terjadi bencana pun sudah bisa terdeteksi. Selanjutnya dikornunikasikan lewat radio amatir tersebut.

Lebih lanjut Halim yang memiliki nama panggilan YB2TJV menambahkan, frekuensi Orari Lokal Kebumen 146.660 MHz. Frekuensi tersebut bisa dimonitor lewat HT. Untuk bisa bergabung dan tukar-menukar informasi, terlebih dahulu harus mengantongi izin amatir radio (lAR). 

Halim yang didampingi Supriyanto (YC2JAN) mengemukakan, kendati teknologi kormunikasi saat ini kian cangih, namun keberadaan radio amatir ternyata tidak bisa diremehkan. Hal itu diketahui saat terjadi bencana tsunami di Aceh dan Yogyakarta, menyusul tidak berfungsinya jaringan seluler. Praktissatu-satunya komunikasi yang bisa digunakan yakni melalui Orari.

Kembangkan SDM

Plt Kepala BPBD Kabupaten Kebumen. dokter HA Dwi Budi Satrio MKes mengatakan, pelatihan tersebut untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) petugas BPBD dalam berkomunikasi lewat frekuensi Orari. Jumlah personel BPBD Kebumen 43 orang. “Pelatihan ini sekaligus tindak lanjut dari arahan pusat agar BPBD bekerjasama dengan Orari," katanya.

Karena itu, sebagai langkah awal digelar pelatihan selama dua hari. Selanjutnya akan dilakukan pemasangan pesawat radio amatir sembari mengajukan ijin dan persyaratan lainnya. Orari dan instansi yang dipimpinnya saling membantu terkait kesiapsiagaan, peringatan dini, dan mitigasi tanggap darurat bencana Selama ini, BPBD menggunakanTelepon jaringan selatan-selatan dan ftekuensi PangkalanTNl Angkatan Laut (LANAL). Melalui kerja sama dengan Orari, potensi frekuensi di Kebumen akan dikembangkan.

Melalui repeater (antena), BPBD Pun menambah akses informasi Dari masyarakat "Barangkali ada informasi kedaruratan dari masyarakat bisa langsung dikomunikasikan melalui frekuensi tersebut," jelas Budi Satrio. Kerja sama dengan Orari itu juga untuk memperkuat Early Worning Sistem (EWS). Sistem peringalan dini BPBD baru ada dipantai selatan Kebumen, yakni untuk peringatan dini tsunami.

Namun untuk peringatan Adanya bencanalain seperti longsor dan puting beliung di wilayah utara Kebumen belum ada, sehingga dengan menggunakan alat APRS bisa terdeteksi. (K5-86)

 

Sumber : Koran Suara Merdeka

 

ff4163ccb78fe4f63c8f85c8d1be3f43.JPG