Kekeringan, Warga Andalkan Air Sungai
KEBUMEN - Memasuki minggu kedua September, krisis air bersih yang melanda warga Kebumen semakin parah. Akibat sumber air dan sumur mengering, untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari warga mengandalkan air sungai.
Sejumlah desa di Kecamatan Karanggayam mengalami kekeringan seperti wonotirto dan Giritirto. Mereka memanfaatkan air Sungai Luk Ulo untuk kebutuhan sehari-hari.
Khusus air untuk masak dan minum mereka membuat belik atau semacam sumur kecil dangkal di pinggir sungai Luk Ulo. Itu pun harus berjalan berkilo-kilo dari rumahnya.
"Kalau untuk masak dan minum kami bawa pulang. Tapi untuk mandi, biasanya langsung di sungai," kata Irlan (55) warga Dusun Trenggulun Desa Wonotirto, Karanggayam, Minggu (8/9).
Untuk memenuhi kebutuhan air keluarga, setiap dua hari sekali dia terpaksa harus memikul dua ember air ukuran 20 liter untuk menanak, air minum dan memasak sayuran. "Air sumur sudah kering, ya terpaksa mengambil dari belik," katanya.
Antre
Karena sudah terjadi bertahun-tahun, kekeringan seolah menjadi hal biasa bagi warga di perbukitan. Di sisi lain, dia bersyukur karena Sungai Luk Ulo masih memiliki cadangan air meski warga harus antre untuk mendapatkan air bersih. "Setiap sore hari, warga dari dusun atas biasanya ramai datang ke sini," tandasnya bersyukur air di hulu sungai itu masih belum tercemar.
Data di Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kebumen menyebutkan, sedikitnya 83 desa di Kebumen pada musim kemarau ini mengalami kekeringan, terutama di desa-desa yang berada di wilayah pegunungan.
Untuk membantu warga, sejak awal September BPBD mengirimkan bantuan air bersih. Sayangnya dari 83 desa baru 74 desa yang dapat dijangkau oleh mobil tangki pengangkut air bersih. (J19-91)
sumber : suaramerdeka