Siswa SMP 1 Karanganyar Juara Nasional ; Lomba Esai Ilmiah
KEBUMEN - Dua siswi dari SMP 1 Karanganyar berhasil meraih juara nasional dalam Lomba Esai Ilmiah Tingkat SMP pada ajang International Conference on Biodiversity, Climate Change and Food Security side event Olimpiade Adaptasi Pertanian Menghadapi Perubahan Iklim.
Kedua siswa tersebut yakni Nida Zahrotun Nazihah (14) dan Dyah Hariyanti Purnomo (14) yang saat ini masih duduk di bangku kelas IX.
Lomba yang dilaksanakan di Bandung pada Juli lalu itu diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian pada Kementrian Pertanian RI.
Kedua siswa tersebut berhasil meyakinkan dewan juri dengan membuat karya ilmiah berjudul "Menuju Pertanian yang Ramah Lingkungan dengan Saus Cabai".
Nida Zahrotun Nazihah (14) mengatakan, karya tersebut tidak hanya sekedar tulisan tetapi didasari dengan penelitian yang dilakukan di Desa Panjatan, Kecamatan Karanganyar selama dua minggu.
Pada penelitian tersebut saus cabai digunakan sebagai media untuk membasmi hama pada tanaman padi dengan cara disemprot.
"Ide ini murni dari siswa dan diteliti oleh siswa bersama Petani panjatan. Saus cabai seharga Rp 1.000 sudah bisa digunakan untuk mengatasi hama," katanya, Rabu(4/9).
Rusak Organ
Dyah Hariyanti Purnomo (14) menjelaskan, saus cabai digunakan karena memiliki kandungan zat tertentu yang mampu merusak organ pencernaan hama, salah satunya walangsangit.
Pada karya ilmiah tersebut dijelaskan bahwa penggunaan saus tersebut cukup dicampur dengan air biasa dan diaduk rata kemudian disaring dan langsung disemprotkan pada tanaman padi. Hasilnya, selang dua hari hama akan pingsan dan mati. Efektif disemprotkan pada pagi atau sore hari.
"Cara ini sangat aman bagi tanaman dan tidak merusak ekosistem sawah," jelasnya didampingi oleh guru pembimbing, Purwanti SPd dan Tri Nurhayati SPd kepada Suara Merdeka, kemarin.
Lebih lanjut dikatakan, selama ini petani masih sangat bergantung pada pestisida kimia yang jika digunakan secara berlebihan, maka akan merusak tanaman dan ekosisten lahan. selain aman, cara pengendalian itu juga sangat murah.
"Sudah saatnya petani diajarkan pada kemandirian pertanian, yakni tidak bergantung sepenuhnya pada pestisida pabrikan," tuturnya.
Petani harus mulai beralih pada pestisida alami yang bisa dibuat sendiri dengan biaya yang sangat murah.
Kepala SMP 1 Karanganyar, Drs Suprapto MPd mengaku bangga dengan capaian tersebut.
Pihaknya berharap agar prestasi tersebut bisa memotivasi kepada warga sekolah agar lebih kreatif dan inovatif pada semua bidang.
"Semoga prestasi ini bisa menjadi cambuk bagi semua siswa secara keseluruhan," ujar dia. (K42-91)
sumber suaramerdeka