BPBD Siapkan 2.160 Tangki Air Bersih ; Kolam Penampungan Mengering

 

KEBUMEN - Memasuki musim kemarau, Pemkab Kebumen melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melakukan antisipasi adanya kesulitan air bersih bagi warga yang tinggal di kawasan pegunungan. Tahun ini BPBD menyiapkan anggaran untuk pengedropan bantuan air bersih sebanyak 2.160 tangki.

"Pengropan rencananya akan dimulai akhir Agustus ini," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kebumen dr HA Dwi Budi Satrio MKes, kemarin.

Didampingi Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Drs Muhyidin, Budi Satrio berharap 2.160 tangki air bersih tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan warga yang mengalami kesulitan air bersih hingga musim hujan mendatang.

Adapun untuk permukiman yang tidak bisa dijangkau mobil tangki, pengiriman bantuan akan diberikan hingga titik terdekat dengan permukiman warga.

"Ketika ada droping air bersih, kami berharap warga siap dengan wadah di lokasi pemberhentian terakhir mobil tangki," imbuhnya.

Muhyidin menambahkan, pengedropan bantuan akan dilakukan setelah BPBD memiliki data usulan dari desa melalui kecamatan. Namun sampai saat ini, belum ada kecamatan yang menyerahkan data kekeringan ke BPBD Kebumen.

Kesulitan Air

Sementara itu, sebagian warga di sejumlah desa di Kecamatan Karanggayam mulai kesulitan air bersih. Banyaknya sumber air yang mulai mengering membuat warga harus mencari air lebih jauh. Bagi warga di Desa Wonotirto dan Giritirto yang tinggal di daerah aliran Sungai Luk Ulo mulai memanfaatkan sumber di sungai itu untuk kebutuhan sehari-hari.

Kesulitan air juga dialami warga Desa Prigi, Kecamatan Pejagoan menyusul keringnya kolam penampungan air hujan yang ada di setiap rumah.

Hal itu sebagai dampak tidak ada hujan dalam sebulan terakhir ini. Saat ini, warga Dukuh Karangmangu mengandalkan mata air di sebelah masjid setempat. Warga antre mencuci pakaian, mandi, dan mengambil air untuk memenuhi kebutuhan di rumah.

"Mata air ini tidak akan mampu bertahan lama. Perkiraan akan kering dalam seminggu lagi," ujar Nasim (55) warga Dukuh Karangmangu seraya menyebutkan jika mata air itu sudah kering, warga harus ke mata air Srengseng yang jaraknya sekitar 500 meter dari permukiman dan hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki. (J19-86)

sumber : suaramerdeka.com