Kebanjiran, Panen Cabai Merosot
KEBUMEN - Hasil panen cabai sejumlah petani di Kecamatan Buluspesantren, Kebumen merosot. Pasalnya, sebagian tanaman yang dibudidayakan mati kebanjiran.
Salah satunya dialami oleh Pariyadi (44). Petani di Desa Setrojenar, Kecamatan Buluspesantren itu mengaku, dari 3.600 batang tanaman cabai hanya 600 batang saja yang masih bisa dipanen. Sebanyak 3.000 batang tanaman cabai telah mati membusuk akibat terendam air.
"Yang masih bisa dipanen saat ini karena berada di lahan yang tinggi," ujar Pariyadi di sela-sela memanen cabai di sawahnya.
Menanam Cabai
Di lahan seluas 400 ubin tersebut, Pariyadi menanam cabai keriting jenis TM 99. Secara umum tanaman tidak menjadi sasaran hama dan penyakit. Namun curah hujan yang cukup tinggi membuat banyak tanaman cabai miliknya mati. "Jika panen musim lalu sekali petik bisa hitungan kwintal, sekarang paling dapat 35 kg," ujar Pariyadi yang baru petik untuk kedua kali.
Menurut dia, menanam cabai sebenarnya sangat menguntungkan. Dalam umur 90 hari, cabai sudah bisa dipetik". Satu tanaman bisa bertahan sampai 15 kali petik," kata dia.
Apalagi harga cabai merah keriting saat ini sedang bagus bagus. Di tingkat petani harganya sekitar Rp 30.000/kg. (J19-91)
sumber : suaramerdeka