Sering Kena Hujan, Produksi Cabai Turun
KEBUMEN - Produksi cabai di lahan tadah hujan di Kabupaten Kebumen, turun menyusul hujan yang masih mengguyur. Kondisi alam yang kurang bersahabat itu, membuat lahan cabai kerap tergenang air sehingga banyak tanaman yang mati.
"Kalau terserang hama atau penyakit, masih bisa dilawan dengan obat-obatan. Tetapi kalau kebanjiran, kami hanya bisa pasrah karena membuat akar menjadi busuk kemudian mati," terang Kamingan (63) petani cabai merah besar keriting warga Desa Pandanlor, Kecamatan Klirong, Selasa (25/06/2013).
Dari 1.400 pohon cabai yang ia tanam, hampir separonya mengalami gejala mati dengan ditandai daun kering. Karena tidak bisa diselamatkan, Kamingan berencana mengganti dengan kacang lanjaran. "Kalau cuacanya normal, bisa sampai 20 kali pemetikan. Namun karena sering kena banjir, baru 3 kali petik sudah banyak yang mati," ujarnya.
Meski begitu, Kamingan bersyukur karena dari hasil 3 kali pemetikan, modal untuk tanam sudah kembali. Hal itu bisa terjadi karena harga cabai merah besar keriting di tingkat petani mencapai Rp 22 ribu perkilogram. "Harganya memang sedang tinggi. Padahal biasanya tidak sampai Rp 15 ribu. Bahkan 3 tahun lalu hanya laku Rp 3.500 perkilogram," ungkap Kamingan. (Suk) / (KRjogja.com)