Pedagang Kecewa kios Lebih Sempit ; Pasar Darurat Mulai Dibongkar

 

KEBUMEN - Para pedagang mulai membongkar bangunan di pasar darurat yagn menempati dalam Stadion Chandradimuka, Kebumen, Kamis (13/6). Selanjutnya mereka mulai membangun los di Pasar Tumenggungan yang selesai dibangun.

Dari pantauan Suara Merdeka aktivitas pembongkaran di pasar darurat mulai sejak pagi hari. Sebagian pedagang membawa material papan dan kayu bekas bangunan ke pasar baru untuk dimanfaatkan kembali. Sehari sebelumnya, para pedagagn mengangkut dagangannya untuk dibawa pulang ke rumah.

Kendati di dalam stadion sudah tidak ada aktivitas jual beli, pedang yang berada di luar stadion masih berjualan seperti biasa. Merasa sudah nyaman di tempat yang cukup strategis itu, para pedagang seolah tak ingin buru-buru pindah ke pasar baru.

Menjelang kepindahan, sejumlah pedagang mengaku kecewa. Sebab kondisi pasar yang dibangun dengan dana lebih dari Rp 52 miliar itu tidak sesuai harapan mereka. Meski dari luar bangunan tampak megah, luas kios dan los bagi pedagang justru menyempit. Jika di pasar lama, luas los 2,5x2,5 meter, di pasar baru luasnya menyusut menjadi 2x2 meter.

"Kalau dari sisi pedagang, lebih enak di pasar yang lama. Meski penampilan bagus, dari sisi kenyamanan dan keamanan ternyata kurang memadai," ujar Nurhayati (55) bersama suaminya Mashuri (58) ini disela-sela pembongkaran kios miliknya.

Penataan Pasar

Terlebih lagi, perempuan yang berjualan pakaian itu tidak puas dengan penataan pasar yagn dilakukan Dinas Perindagsar. Yakni pedagang pakaian ditempatkan menjadi satu di lantai dua. Dengan model penataan seperti itu, persaingan pedagang akan semakin ketat. Apalagi menurut perempuan yang sudah 20 berdagang itu, prosentasi pedagang pakaian mencapai 60%.

"Tentu pedagang kecil seperti kami akan sulit bersaing dengan pedagang yang besar dan modal yang banyak," ujarnya menilai pembangunan pasar tersebut bisa dikatakan gagal.

Mashuri menambahkan, pedagang juga merasa khawatir jika aturan diterapkan saat ini dilanggar. Mengingat aturan penataan hanya sekadar imbauan, tidak ada sanksi yang mengikat pedagang. Untuk itu, dia minta jaminan agar kelak tidak ada pedagang di lantai satu yang berjualan pakaian.

"Ya, bisa jadi nanti pejabatnya baru, aturan beda lagi. Itu kan menjadi masalah di kemudian hari," ujarnya.

Dia juga mengeluhkan kondisi pasar yang pengap dan panas karena ventilasi ditutup. Padahal, ketika ventilasi dibuka saat hujan airnya tidak tersalurkan dalam pembangunan Pasar Tumenggungan," ujarnya. Kepala UPTD Unit Pasar Wilayah II Kebumen Muhlisin SSos mengumumkan, pindahan pasar akan dilaksanakan pada 20 Juni mendatang. Sebelumnya pihaknya telah membagikan kartu penempatan pedagagn pasar mulai 1 Juni lalu. Terakhir pembagian kartu penempatan kios dilaksanakan pada 10-112 Juni.

Adapun hasil penataan yang ditetapkan, pedagang sembako, sayuran, krowotan, ikan asin, bumbon, warung, gerabah menempati los di lantai satu. Selain menempati los, pedagang sayuran, bumbon dan buah ada juga yang menempati lesehan. Sedangkan pedagang konveksi, sepatu, penjahit, tas, patri, aksesoris, klitikan, jam, kacamata, kitab, besi dan alat pertukangan menempati los lantai dua. (J19-45)

 

sumber suaramerdeka