Nasib Pedagang Bengkuang Terkatung-katung
PREMBUN - Proyek pelebaran jalan Kutoarjo-Kebumen, di Kecamatan Prembun membuat sejumlah pedagang eceran bengkuang terkatung-katung.
Pasalnya, beberapa waktu lalu lapak mereka yang berada di bahu jalan terpaksa dibongkar untuk keperluan pelebaran jalan, pembangunan irigasi dan fondasi jalan. Sejauh ini mereka mengaku bingung akan pindah kemana, mengingat belum adanya lokasi khusus untuk menampung atau lokasi sentra pedagang bengkuang.
Pedagang terpaksa menggelar daganganya kembali setelah libut beberapa minggu, meski proyek tersebut belum selesai dilakukan.
Jika sebelumnya lapak pedagang dibangun dengan cara ditanam di tanam maka kini lapak itu dibuat sederhana dan didesain agar mudah dipindah.
"Yang sudah jualan lagi masih sedikit karena sebagian alih profesi menjadi buruh setelah proyek pelebaran jalan dilakukan. Kami bingung mau mengeluh kepada siapa," tutur Sumilah (38) warga Desa Tersobo, Kecamatan Prembun, kemarin.
Sebagaimana diketahui bahwa puluhan lapak milik pedagang bengkuang yang berada di Jalan Kutoarjo-Kebumen itu dibongkar untuk pelebaran jalan pada pertengahan Mei lalu.
Lokasi Strategis
Lapak yang berada di sebelah selatan dan utara jalan untuk dibongkar menyusul proyek pelebaran jalan.
Warga lain, Wahyudi (31) mengatakan, puluhan lapak tersebut biasa menghiasi tepi jalan di sepanjang jalan sebelah barat Terminal Prembun dengan model dan ukuran yang beragam. Meskipun hanya skala kecil, usaha tersebut menjadi sandaran hidup warga sekitar untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
"Yang membuat bengkuang Prembun terkenal ya pedagang kecil yang biasa jualan di tepi jalan itu. Sudah saatnya Pemkab Kebumen membuatkan lokasi khusus yang strategis dan layak untuk sentra penjual bengkuang Prembun," katanya.
Salah satu pengepul bengkuang Prembun, Tulus (51) belum lama ini mengatakan, tingkat penjualan pedagang di tepi jalan itu sangat kecil.
Meski begitu mampu membantu dalam membangun citra Prembun sebagai penghasil bengkuang.
"Berkat pedagang kecil itu, sejumlah pedagang besar bisa melakukan ekspansi penjualan ke berbagai wilayah di luar Kabupaten Kebumen. Lapak pedangan itu memang terkesan belum rapi, karena hanya terbuat dari bambu," jelas dia. (K42-91)
sumber suaramerdeka