Perajin Tahu Dukuh Kemitir Enggan Fungsikan IPAL Komunal

KEBUMEN (KRjogja.com) - Para perajin tahu di Dukuh Kemitir Desa Gemeksekti Kecamatan/Kabupaten Kebumen, kini enggan memfungsikan instalasi pengolah limbah (ipal) komunal bantuan Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kebumen. Limbah cair sisa pengolahan tahu dibuang begitu saja ke saluran irigasi dan selokan yang menuju ke Sungai Luk Ulo. Tindakan itu pun memicu kecemasan warga yang tinggal di sekitar sentra tahu itu. 

"Pembuangan limbah ke saluran irigasi dan sungai tentu berdampak menimbulkan bau menyengat di musim kemarau setelah saluran-saluran itu kering karena tak dialiri air. Bau menyengat itu tentunya mengganggu kami yang tinggal di dekat tempat usaha mereka," ujar salah seorang warga yang mukim di dekat 11 tempat usaha pembuatan tahu itu, Rabu (15/05/2013).

Para warga perkampungan padat yang berdekatan dengan sentra tahu itu pernah mengalami gangguan bau menyengat selama bertahun-tahun.KLH Kebumen kemudian membangun sebuah ipal komunal pengolah limbah cair pembuatan tahu pada tahun 2006 lalu. Setelah itu, gangguan baupun hilang. Namun sejak perajin enggan memfungsikan ipal, menjelang datangnya kemarau tahun 2013 ini, kecemasan warga pun muncul kembali.

Beberapa perajin tahu mengakui bahwa keengganan mereka memfungsikan ipal komunal tersebut disebabkan rusaknya pipa pralon yang menghubungkan tempat usaha mereka dengan bak penampung limbah ipal, sejak 2 tahun lalu. Mereka membiarkan kerusakan itu karena enggan berswadaya membiayai perbaikan.

"Kami akan memperbaiki kerusakan bila ada kucuran dana dari Pemerintah. Sebab, ketergantungan kami pada Pemerintah memang masih tinggi," ujar Hari(50), salah seorang perajin tahu.(Dwi)

TAHU.jpg