Opera van Ngayah, Cara Unik Sosialisasikan Pilgub

KEBUMEN  - Opera van Ngayah menjadi cara unik Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Ayah, Kabupaten Kebumen, untuk menyosialisasikan Pilgub Jateng 2013 di wilayahnya. Dengan 4 punakawan, 1 tokoh Gatotkaca, dan seorang dalang, Opera van Ngayah sukses merebut perhatian masyarakat.

Sambutan masyarakat yang cukup besar, terlihat sejak keberangkatan punggawa Opera van Ngayah dari Sekretariat PPK yang ada di Kantor Kecamatan Ayah. Iringan-iringan 'artis' Opera van Ngayah yang dipandu mobil patroli Polsek Ayah, disambut warga di sepanjang jalan.

Opera van Ngayah melibatkan sanggar seni dan budaya Arumbinang Desa Karangduwur, Kecamatan Ayah. Pentas dilakukan tanpa panggung di Pasar Ayah, Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pedalen, dan di TPI Pasir. Dialog dan lawakan dengan tutur bahasa Kebumenan, membuat masyarakat lebih gamblang memahami seluk-beluk Pilgub.

"Sosialisasi di dalam ruangan sudah sering kami lakukan. Namun agar lebih maksimal dan menjangkau masyarakat yang tidak sempat datang dalam sosialisasi di ruangan, kami coba di luar ruangan dengan menyuguhkan hiburan Opera van Ngayah," jelas Ketua PPK Ayah, Sukamsi, yang ikut ambil peran sebagai dalang, Minggu (21/04/2013).

Pasar Ayah dipilih karena ada banyak warga yang turun gunung. Bisa dimaklumi karena sebagian besar wilayah Kecamatan Ayah berupa pegunungan dan hutan. Demikian pula TPI, dianggap lokasi strategis karena menjadi tempat berkumpulnya nelayan yang dalam kesehariannya melaut dan melaut.

Setiap pentas, warga tidak sekedar menikmati hiburan segar yang jarang ada di daerah itu. Tetapi aktif dalam tanya jawab seputar Pilgub. Bahkan ada yang membuat semua tertawa ketika seorang ibu dengan lantang mengatakan tempat pemilihan suara ketika menjawab pertanyaan sang dalang apa kepanjangan dari singkatan TPS.

Sosialisasi Pilgub Jateng 2013 juga dilakukan PPK Ayah dengan pemutaran film layar tancep pada malam Minggu (20/4/2013) di Desa Kalibangkang. Ratusan warga yang datang, tidak saja dari Desa Kalibangkang, namun tidak sedikit yang datang dari desa sekitar seperti Desa Watukelir, Argosari, dan Tlogosari. (Suk)(KRjogja.com)

169704.jpg