Ekspor Jateng Naik 9,18 Persen, Amerika Serikat Jadi Pasar Utama Januari–Oktober 2025

SEMARANG – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kinerja ekspor Jawa Tengah pada periode Januari–Oktober 2025 mengalami kenaikan signifikan sebesar 9,18 persen dibanding tahun sebelumnya. Amerika Serikat masih menjadi mitra dagang terbesar, diikuti Jepang dan Tiongkok.

Plt Kepala BPS Jawa Tengah, Endang Tri Wahyuningsih, menyampaikan bahwa nilai ekspor kumulatif hingga Oktober 2025 mencapai 10.321,91 juta dolar AS, meningkat 9,18 persen dibanding periode yang sama tahun 2024. Sementara itu, nilai ekspor pada Oktober 2025 saja tercatat 1.123,60 juta dolar AS, atau tumbuh 11,48 persen dibandingkan Oktober 2024.

Ia menjelaskan bahwa kenaikan ekspor terutama didorong oleh sektor industri pengolahan, serta peningkatan dari sektor pertambangan. Selain itu, tarif bea masuk ke Amerika Serikat untuk produk Indonesia masih menggunakan tarif dasar 10 persen, belum berubah menjadi tarif resiprokal 19 persen, sehingga turut mendukung kinerja ekspor.

“Amerika Serikat masih menjadi negara tujuan utama ekspor nonmigas, kemudian Jepang, Tiongkok, Belanda dan negara lainnya,” ujar Endang dalam rilis daring, Senin (1/12/2025).

Dari total ekspor nonmigas Januari–Oktober 2025, 47,29 persen di antaranya dikirim ke Amerika Serikat. Produk yang paling diminati pasar AS yaitu pakaian dan aksesoris, baik rajutan maupun nonrajutan, serta alas kaki. Jepang berada di posisi kedua dengan pangsa 8,07 persen, disusul Tiongkok dengan 4,53 persen, dengan komoditas unggulan berupa produk perikanan, alas kaki, serta barang dari kayu.

Di sisi lain, BPS mencatat nilai impor Jawa Tengah pada Januari–Oktober 2025 mencapai 12.015,45 juta dolar AS, turun 4,86 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.

Meski impor masih lebih tinggi daripada ekspor, defisit neraca perdagangan Jawa Tengah semakin mengecil. Tercatat defisit kumulatif Januari–Oktober 2025 sebesar 1.702,53 juta dolar AS, jauh lebih rendah dibanding defisit pada periode yang sama tahun 2024 yang mencapai 3.189,93 juta dolar AS.

“Defisit neraca perdagangan kita makin tipis. Semoga ke depan bisa berbalik menjadi surplus,” tutup Endang. (Pd/Ul, Diskominfo Jateng)

 

Sumber : jatengprov.go.id

IMG-20251201-WA0051.jpg IMG-20251201-WA0049.jpg