Mahasiswa UI Beri Penyuluhan Dampak Perubahan Iklim pada Bidang Industri Teratota
KEBUMENKABGO.ID - Tim kepedulian masyarakat Universitas Indonesia (UI) dibawah Direktorat Kemahasiswaan Universitas Indonesia (Ditmawa) menggelar penyuluhan dampak perubahan iklim pada bidang industri terakota di Desa Logede, Sabtu (7/10).
Program ini merupakan program rutin untuk mahasiswa dalam rangka memberi kesempatan untuk berkegiatan bersama masyarakat sambil mengasah kepedulian sosial.
Berdasarkan data dari IPCC (2020), Di Indonesia, industri menjadi penyumbang gas rumah kaca yang kedua terbesar. Sehingga saat ini isu tersebut dapat direspon dengan konsep material sirkular (Ellen MacArthur, 2019). Program ini dilatarbelakangi oleh dampak perubahan iklim yang melibatkan industri, salah satunnya industri terakota di Desa Logede, Kebumen yang sudah bergerak sejak 1910 dan terus berkembang hingga saat ini.
Penyuluhan yang dilakukan oleh Mahasiswa UI adalah mengenai alternatif material agregrat pada genteng yang dapat digunakan di Desa Logede. Seperti diketahui, berdasarkan Data Indonesia, (2022) penggunaan agregrat pasir dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem dan kehilangan habitat bagi makhluk hidup. Pada kesempatan ini, mahasiswa UI melakukan penyuluhan mengenai alternatif agregat genteng. Hingga saat ini, industri terakota di Desa Logede terus berkembang.
Tim UI mengajak pemilik pabrik dan pengrajin genteng terakota di desa Logede agar dapat turut menggunakan material agregat alternatif sehingga dapat menjaga lingkungan sekitar.
Acara dimulai dengan pemaparan dari Tim UI berkaitan dengan agregrat alternatif yang dapat digunakan pada produksi genteng. Penyuluhan dihadiri sepuluh pemilik pabrik genteng dan masyarakat Desa Logede. Salah satunya, Suparman, pemilik SHS genteng.
“Acara ini sungguh bermanfaat bagi kami para pengrajin terakota”, ujar Suparman.
Suparman juga menambahkan bahwa acara tersebut memunculkan kesadaran masyarakat akan dampak lingkungan.
"Sangat menarik untuk mengetahui potensi material lain untuk digunakan sebagai potensi agregat genteng. Selebihnya, acara penyuluhan dilanjutkan dengan sesi diskusi mengenai dampak dari alternatif penggunaan material agregrat dalam mendukung aspek ekonomi maupun lingkungan, " tambah Suparman.
Ketua tim Kepmas UI, Gina Khairunisa juga menjelaskan bahwa kegiatan tersebut diperlukan untuk menambah wawasan dan kesadaran akan lingkungan.
"Untuk mahasiswa, kegiatan seperti ini menyadarkan akan kondisi yang sebenarnya sehingga dapat mengarahkan kepada langkah- langkah yang dibutuhkan di masyarakat, " jelasnya.
Sementara itu, dosen pendamping lapangan Dr Ing Ova Candra Dewi menyampaikan perlu adanya keseimbangan antara materi yang diterima di perkuliahan dan informasi yang didapatkan langsung di masyarakat.
"Kegiatan ini dapat memfasilitasi keduanya. Harapannya kegiatan ini tidak berhenti sampai disini saja, " tegasnya. (gn/dp)