Perayaan Cap Go Meh di Kebumen Meriah
KEBUMENKAB.GO.ID - Perayaan Cap Go Meh di Kebumen tidak kalah meriah dengan perayaan di kota lainnya seperti Kota Singkawang atau Semarang misalnya, yang terkenal dengan festival Cap Go Meh yang mampu menarik wisatawan dalam maupun luar negeri. Perayaan Cap Go Meh di Klenteng Kong hwe Kiong Kebumen Sabtu malam ( 8/2/2020) juga berlangsung cukup meriah. Tak hanya warga keturunan Tiong Hoa yang memadati, namun warga dari agama dan kepercayaan lain juga tidak sedikit yang hadir dan menyaksikan kemeriahannya. Tak ketinggalan Wakil Bupati Arif Sugiyanto juga menghadiri perayaan 'Cap Go Meh' yang diserap dari Bahasa Hokkian, yakni 'Cap' berarti sepuluh, 'Go' berarti lima, sedangkan 'Meh' berarti malam.
Jika kita menyebutnya Cap Go Meh, di China nama perayaan ini adalah Yuan Xiao atau Shang Yuan. Di Barat festival ini disebut Lantern Festival (Festival Lampion atau Chinese Valentine's Day (hari Kasih Sayang versi China).
Sejarah Cap Go Meh Cap Go Meh diprediksi sudah dirayakan sejak 2.000 tahun lalu. Yakni sejak zaman Dinasti Han (206 Sebelum Masehi- 25 Masehi) ketika biksu Budha harus membawa lentera untuk ritual indah. Mereka kemudian menerbangkan lentera tersebut, sebagai simbol untuk melepas nasib lalu yang buruk dan menyambut nasib baik untuk masa mendatang. Dari sini mengapa Cap Go Meh identik dengan lentera.
Wakil Bupati yang hadir bersama dengan Kapolres Kebumen AKBP Rudy Cahya Kurniawan serta Dandim 0709 Kebumen Letkol Kav MS Prawiranegara, disambut langsung oleh Ketua Yayasan TITD Kong Hwe Kiong Kebumen Sugeng Budiawan dalam sambutanya menyampaikan sukacitanya bisa hadir secara pribadi dalam perayaan Cap Go Meh. Wabup memandang keanekaragaman yang ada di Indonesia termasuk di Kebumen adalah hal yang indah.
Lontong Cap Go Meh
"Keanekaragaman adalah hal yang indah, dan kita harus saling menghargai diatas segala perbedaan yang ada." ucap Wakil Bupati.
Perayaan Cap Go Meh selain diisi dengan penampilan Liong juga ditandai dengan penyalaan kembang api yang membuat suasana semakin semarak. Sebelumnya dilakukan pula tradisi perayaan Cap Go Meh, yakni makan lontong Cap Go Meh bersama. Pada malam Cap Go Meh, panitia juga menggelar pesta rakyat yang mengundang ribuan masyarakat untuk menikmati berbagai sajian kuliner nusantara secara gratis.
Ketua Yayasan TITD Kong Hwie Kiong Kebumen, Sugeng Budiawan mengatakan, perayaan Cap Go Meh bukan sekadar untuk mengakhiri perayaan Imlek. Melainkan bukti bahwa masyarakat bersatu dalam keberagaman dan ini patut dipertahankan. (dp)