Mewujudkan Desa Tangguh Bencana Tsunami

KEBUMENKAB.GO.ID - Sekretaris Daerah Kebumen H Ahmad Ujang Sugiyono, SH menegaskan potensi bencana alam di pesisir selatan Jawa berupa gempa bumi yang diikuti tsunami sebagaimana dilansir pihak berwenang, tidak dimaksudkan untuk menciptakan keresahan dan ketakutan di kalangan masyarakat. Namun sebaliknya, bertujuan agar masyarakat lebih waspada terhadap potensi bencana yang ada. 

Penegasan itu disampaikan Sekda pada acara jumpa pers Ekspedisi Desa Tangguh Bencana (Destana) Tsunami, Jumat siang (26/07) di Press Center. 

"Kita harus jujur mengakui bahwa kita memang tinggal di daerah rawan bencana," ujar mantan Kepala Dinas Pendidikan ini. "Justru didorong kesadaran itulah, maka kita perlu memahami dan mengambil langkah yang diperlukan untuk meminimalisir dampak bencana, sehingga bakal terwujud desa yang tangguh bencana" tambahnya. 

Karenanya terkait dengan kegiatan Ekspedisi Destana Tsunami yang bakal singgah serta melintasi Kebumen, Sekda berharap masyarakat menyambut dengan antusias. 

Senada dengan penyampaian Sekda, Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kebumen Eko Widiyanto mengatakan, Kabupaten Kebumen merupakan salah satu dari 24 Kabupaten di pesisir selatan pulau Jawa yang akan disinggahi Ekspedisi Destana Tsunami. 

Eko menambahkan, selain untuk memotret kesiapan masyarakat dalam menghadapi potensi bencana, kegiatan juga dimaksudkan untuk memberikan pemahaman yang luas kepada masyarakat terhadap potensi bahaya, khususnya tsunami. "Dengan pemahaman yang cukup, diharapkan masyarakat secara bersama-sama bisa meminimalisir dampak bencana," ujar Eko. 

Menurut Eko, sesuai jadwal Ekspedisi Destana Tsunami akan berada di Kabupaten Kebumen selama dua hari yakni tanggal 30 dan 31 Juli 2019. Selain didukung oleh OPD terkait, Perguruan Tinggi, Relawan dan Media, Ekspedisi Destana Tsunami juga mendapatkan dukungan dari Lembaga Usaha. Eko menuturkan, setelah menerima Pataka Ekspedisi dari Kabupten Purworejo, kegiatan tanggal 30 Juli dilaksanakan di Lapangan Ambalresmi. Kegiatan tersebut diantaranya adalah sosialisasi kebencanaan, pengobatan gratis, sarasehan dan gelar seni budaya serta penanaman vegetasi pantai. 

Dikatakannya, penanaman vegetasi pantai adalah hal yang sangat penting. Sebab, setelah tumbuh, tanaman tersebut akan menjadi barrier alami yang berfungsi sebagai penahan gelombang. 

Sementara keesokan harinya (31 Juli) kegiatan sejenis digelar di Kecamatan Puring, sebelum diserahkan kepada Kabupaten Cilacap di Jembatan Kali Bodo. 

Ekspedisi Destana Tsunami telah diberangkatkan tanggal 12 Juli lalu dengan mengambil titik nol di Pantai Boom Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur. Seluruh Kabupaten di wilayah pesisir selatan Provinsi Jatim, Jateng, DIY dan Jabar akan dilewati dan disinggahi sebelum akhirnya finish di Serang, Banten pada tanggal 17 Agustus 2019 mendatang. (im)