Karangsambung Menuju Geopark Global
KEBUMEN - Rencana pembentukan kawasan Karangsambung sebagai geopark nasional terus dimatangkan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menggelar Focus Group Discusion (FGD) Persiapan Kawasan Karangsambung Menuju Geopar Nasional di Aula UPT BIKK LIPI Karangsambung, Jumat (22/7/2016).
Ketua Tim Tasphor Geopark Nasional, Yunus Kusumabrata, mengungkapkan nantinya Kawasan Karangsambung tak hanya akan jadi geopark nasional. Tetapi akan menjadai geopark global. "Oleh sebab itu pengembangannya bukan hanya di Karangsambung dan sekitarnya, tetapi bisa dikembangkan hingga Kawasan Gombong Selatan (Kawasan Karst Gombong Selatan," kata Yunus Kusumabrata, saat menyampaikan paparannya.
Yunus beralasan, perlu adanya perluasan kawasan karena potensi di Kawasan Gombong selatan juga sangat menarik. Hadir pada acara tersebut Kepala LIPI Prof DR Iskandar Zulkarnaen, perwakilan Kementerian Koordinator Kemaritiman, Kementerian ESDM serta Kementerian Pariwisata. Akademisi dari UPN Yogyakarta, Unsoed Purwokerto, UNDIP Semarang, hingga Universitas Indonesia.
Selain itu hadir pula, Sekda Adi Pandoyo, Asisten Sekda Mahfudz Fauzi, Kepala Bappeda Kabupaten Kebumen Sabar Irianto, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Heri Setyanto, Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Pudji Rahayu, serta sejumlah pejabat di jajaran Pemkab Kebumen.
Kepala LIPI Prof DR Iskandar Zulkarnaen, mengatakan Kawasan Karangsambung merupakan wilayah yang tidak asing lagi bagi para ahli kebumian, khususnya geologi. Dilihat dari kondisinya, Karangsambung adalah suatu kawasan yang menarik dengan berbagai batuan yang unik dan langka.
Bahkan, kawasan ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Alam Geologi Nasional pada tanggal 10 November 2006 silam oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia. Sayangnya, masyarakat sekitar masih banyak yang belum memahami hal tersebut.
Iskandar Zulkarnain merasa prihatin dengan kondisi tersebut. Apalagi bila masyarakat yang kurang paham melakukan kegiatan eksploitasi yang mengakibatkan kerusakan lingkungan, sekaligus mempercepat punahnya batuan langka dan unik.
Oleh karena itu, kata dia, langkah penyelamatan dengan menyebarkan informasi dan melaksanakan konservasi serta melakukan pengembangan fenomena geologi di Kawasan Geologi Karangsambung perlu digencarkan.
Iskandar mengatakan keberadaan kawasan Karangsambung seyogyanya bisa memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar, terutama dari aspek ekonomi maupun ilmu pengetahuan. Maklum saja, Karangsambung merupakan aset ilmu pengetahuan.
Jika tidak dilestarikan, maka salah satu sumber kajian ilmiah geologi di Indonesia tersebut dapat lenyap. Di dalamnya ada fosil bawah laut, belum termasuk keanekaragaman bebatuan yang sangat bervariasi. "Belum menjadi mahasiswa geologi jika belum belajar ke sini, "tegasnya.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengembangkan wilayah tersebut menjadi geopark. Cagar Alam Karangsambung bakal dikembangkan menjadi taman geologi yang diakui dunia melalui Geopark Global Network (GGN) oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Ia memaparkan, Karangsambung akan dikembangkan konsepnya menjadi geopark yang tidak hanya berbasis pada aspek ilmiah saja. Tetapi juga memiliki lima fungsi, yakni sebagai wilayah konservasi, edukasi, riset, rekreasi dan pemberdayaan masyarakat.
Iskandar menjelaskan bahwa fungsi-fungsi itu harus dilakukan secara kontinyu agar dapat mengembangkan Karangsambung menjadi memenuhi persyaratan-persyaratan taman geologi. Sehingga nantinya akan dapat diakui oleh GGN maupun UNESCO selaku organisasi yang melakukan verifikasi.
Fungsi konservasi dari Karangsambung sudah dilakukan sejak 10 November 2006 yang lalu dengan menetapkan wilayah tersebut sebagai Cagar Alam Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Berkat status tersebut, keunikan Karangsambung yang memiliki bermacam-macam bebatuan harus dilindungi dibawah undang-undang cagar alam. "Karangsambung ini disebut Lantai Samudera Purba yang kini muncul di permukaan. Semua bebatuan mulai dari basal, granit, rijang berkumpul di sini. Keunikannya adalah situs geologi ini tidak ada di wilayah lain," jelasnya.
Kemudian, Karangsambung harus memiliki fungsi edukasi. Artinya tidak Cagar alam yang diproyeksikan menjadi taman geologi ini tidak hanya dikunjungi oleh para akademisi yang melakukan penelitian, tetapi juga dapat menjadi wahana pendidikan geologi bagi masyarakat umum. Fungsi inijuga dapat bersinergi dengan fungsi rekreasi yang LIPI nantinya ingin kembali mengembangkan museum dan teater yang menyajikan film-film atau materi audio visual tentang bebatuan alam Karangsambung.
Selanjutnya yang harus dilakukan adalah kesinambungan riset yang berarti Karangsambung harus dapat dimanfaatkan menjadi objek penelitian guna mengeksplorasi lebih jauh dari aspek geologi, sejarah, dan potensi obyek wisata. Fungsi terakhir adalah memiliki kemampuan untuk memberdayakan masyarakat melalui pusat-pusat produksi kerajinan tangan maupun produk-produk buah tangan lainnya yang dilakukan oleh warga setempat.
Menurut Iskandar, tantangan terbesar adalah meyakinkan masyarakat bahwa dengan membangun geopark dapat meningkatkan kesejahteraan dari sisi ekonomi. Oleh karenanya, untuk mewujudkan geopark Karangsambung tentunya diperlukan kerja sama dari Pemkab Kebumen serta masyarakat setempat. "Kondisinya masyarakat menggali batu untuk dijual. Kalau bebatuan tersebut digali, konsep konservasinya akan berhenti dan nanti tidak diakui," tegas Iskandar.
Sekda Adi Pandoyo, yang hadir pada acara tersebut mengaku telah berkoordinasi dengan Bupati HM Yahya Fuad terkait rencana pengembangan geopark tersebut. Menurutnya, Bupati HM Yahya Fuad menyetujui dan mendukung penuh rencana tersebut.(ori) (kebumenekspres.com)