Pembangunan Pasar Dilanjutkan ; Pencapaian RPJMD Tak Fokus

KEBUMEN – Selama kurun waktu periode Bupati Buyar Winarso (2010-2015) telah membangun sebanyak 16 pasar tradisional dan 16 gedung perkantoran. Bahkan pada tahun akhir Buyar menjabat pada 2015 ditambah dana lagi Rp 25 miliar. Kini pembangunan fisik tersebut dilanjutkan pada masa bupati Yahya Fuad. Padahal sebelumnya kalangan DPRD Kabupaten Kebumen telah menyoroti adanya proyek tersebut, karena dinilai tidak sinkron antara visi misi bupati dan realisasi selama kurun waktu lima tahun. Akibatnya, pencapaian rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) pun menjadi tidak fokus. RPJMD lima tahunan itu menjadi bagian tidak terpisahkan dari pencapaian pembangunan jangka panjang (RPJMP) tahun 2005- 2025 yang berbasis agrobisnis. “Sehingga, RPJMD pun tidak boleh menyimpang dari arah pembangunan yang telah ditetap- (Bersambung hlm 20 kol 1) (Bersambung hlm 20 kol 2) (Bersambung hlm 20 kol 1) (Bersambung hlm 18 kol 2) kan,” kata anggota DPRD Kabupaten Kebumen Danang Adi Nugroho, kemarin.

Kabid Pasar pada Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pengelolaan Pasar (Disperindagsar) Kabupaten Kebumen Sigit Basuki menjelaskan, pembangunan pasar tradisional di kabupaten berslogan Beriman ini sudah direncanakan jauh-jauh hari. Bahkan sebelum Buyar Winarso menjabat bupati pun sudah ada rencana revitalisasi pasar tradisional, antara lain di Pasar Krakal Alian. Hingga kemudian pembangunan pasar tersebut direalisasikan saat bupati dijabat Buyar Winarso. Begitu pula pada pembangunan pasar tahun ini yang bupatinya dijabat Yahya Fuad. “Tahun ini ada tiga pasar yang dibangun,” katanya. Tiga pasar tersebut, yakni Pasar Bocor Kecamatan Buluspesantren, Pasar Kuwarasan Kecamatan Kuwarasan dan Pasar Candirenggo Kecamatan Ayah. Mulai Relokasi Masing-masing didanai Rp 10 miliar untuk Pasar Bocor Rp 10 dan Pasar Kuwarasan serta Rp 1 miliar untuk pembangunan Pasar Candirenggo. Dijelaskannya, pembangunan pasar akan dilaksanakan mulai Mei hingga Desember mendatang. Lelang pembangunan tersebut dilaksanakan pada April. Untuk pasar Bocor luas bangunannya mencapai 3.020 meter persegi. “Saat ini sudah mulai dilakukan relokasi kepada para pedagang di Pasar Bocor,” terang Sigit sembari menambahkan, relokasi pedagang berada di lapangan Bocor.

Menurutnya, Pasar Bocor akan dibangun 65 kios dengan ukuran 3 x 4 meter. Selain itu juga akan dibangun sebanyak 30 los dengan ukuran 3 x 12 meter. Nantinya Pasar Bocor juga akan dibangun ruang klinik dan ruang menyusui (Laktasi), mushola, MCK, area parkir, area bongkar muatan, tempat sampah dan ruang hijau. “Pasar Bocor mampu menampung 606 pedagang dan kenaikan omzetnya diperkkirakan 40-50 persen,” papar Sigit. Sementara itu, pembanguan pasar kerap menimbulkan keributan saat pembagian tempat berdagang.

Pembagian los maupun kios pun sering dimanfaatkan oknum yang tidak bertanggung jawab untuk mencari keuntungan pribadi. Menyikapi hal itu, Sigit menegaskan pembagian kios maupun los dilakukan secara gratis kepada para pedagang. Di samping itu memprioritaskan pedagang lama. “Kami sudah melakukan pendataan kepada para pedagang, baik yang menempati kios maupun los,” terangnya. Dikatakan Sigit, pembangunan pasar tradisional itu tidak berhenti pada fisik saja. Namun juga diikuti dengan pemberdayaan para pedagang melalui sekolah pasar yang digelar Disperindagsar. (K5-32)

 

sumber : suaramerdeka.com