Ratusan Guru di Kebumen Ikuti Bimtek Penguatan Pendidikan Inklusif

KEBUMEN - Pemerintah Kabupaten Kebumen melalui Dinas Pendidikan, Kepemudaan Dan Olahraga menggelar Bimtek penguatan pendidikan inklusif bagi  guru dan pengawas tingkat TK, SD dan SMP sesuai dengan Kurikulum Merdeka. Bimtek berlangsung di Hotel Mexolie, Sabtu 21 September 2024.

Bimtek turut dihadiri Kepala Disdikpora Kebumen Yanie Giat Setyawan, serta menghadirkan empat pembicara, yakni YuliaTriharyanti dari RSUD dr. Soedirman, Sukinah, Dosen PLB FIPP UNY,  Agus Ardani guru SLB Putra Pertiwi, dan Yoga Bandriya guru SLB Tamanwinangun. Kegiatan ini diikuti 350 peserta.

Pada kesempatan tersebut, Yanie mengatakan, dalam bimtek ini yang perlu ditekankan adalah bagaimana guru memiliki kompetensi dasar mengenai pendidikan inklusif, karena anak-anak berkebutuhan khusus ini memiliki cara pandang dan prilaku yang berbeda.

"Jadi pada Bimtek ini kita mencoba membekali para guru tentang metode pembelajaran yang efektif terhadap para siswa berkebutuhan khusus, dengan harapan penerapan pendidikan inklusif bisa berjalan sesuai rulnya," ujar Yanie.

Yanie mengakui, bahwa selama ini guru-guru masih banyak yang belum memiliki kompetensi terkait pendidikan khusus ini. Sehingga pihaknya mendorong para guru kelas dan guru mapel memiliki kompetensi dalam melaksanakan proses pembelajaran bagi siswa berkebutuhan khusus.

Untuk program jangka pendeknya, Yanie mengatakan, para guru diharapkan sudah bisa langsung menerapkan metode pembelajaran pendikan inklusif. Kemudian jangka panjangnya pada penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun depan semua semua guru, dan sistemnya sudah siap dalam menyambut para siwa berkebutuhan khusus.

Lebih jauh lagi, Yanie mengatakan, dalam pendidikan inklusif ini murid harus mampu mengenal dan menemukan cara belajar yang paling sesuai dengn dirinya. Sedangkan peran guru adalah bagaimana merancang dan menciptakan situasi pembelajaran yang merangsang murid untuk”mau dan mampu” aktif, kreatif, dan inovatif dalam mengikuti setiap alur pembelajaran yang sudah di desain.

”Dengan demikian, peran guru sebagai fasilitator, mediator, dan desainer mampu membuat suasana kondusif untuk terjdinya iklim pembelajaran yang dibutuhkan murid," jelasnya.

Di Kebumen sendiri sekolah inklusif untuk tingkat SD ada 26, SMP ada 26 sekolah. Adapun jumlah siswa berkebutuhan khusus di Kebumen kurang lebih ada 393. Yanie menyebut idelnya satu kecamatan ada satu sekolah untuk siswa berkebutuhan khsusus. "Alhamdulillah di setiap kecamatan kita sudah ada," tuturnya.

Sebagai informasi tambahan, pada kesempatan tersebut juga dilaksanakan MoU antara Disdikpora Kebumen dengan Universitas Negeri Yogyakarta tentang penguatan pendidikan inklusif di Kebumen.

IMG-20240921-WA0187.jpg IMG-20240921-WA0190.jpg IMG-20240921-WA0189.jpg