Tekan Angka Kematian Ibu, Pemkab Kebumen Launching Si Jaring Faskes

KEBUMENKAB.GO.ID - Guna menekan angka kematian ibu (AKI), Pemerintah Kabupaten Kebumen melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) melaunching program Si Jaring Faskes yang merupakan akronim dari Kolaborasi Jejaring Fasilitas Kesehatan untuk penurunan AKI di Kebumen. 

Launching program Si Jaring Faskes berlangsung di halaman Setda Kebumen oleh Bupati Arif Sugiyanto, dan dihadiri PJ Sekda, ketua TP PKK Kebumen, para pimpinan OPD, direktur RSUD, dan Rs Swasta, camat, tenaga kesehatan, dan para kepala puskesmas se Kabupaten Kebumen, Jumat (3/11). 

Bupati menyambut baik terobosan dari Dinkes dalam hal penanganan AKI yang sampai saat ini masih tergolong tinggi. Dengan program ini, ia menyebut penanganan AKI akan lebih terintegrasi, terukur dan terarah dari atas ke bawah.

"Cara agar bagaimana angka kematian ibu bisa ditekan memang perlu ada terobosan. Peran dari dinas itu penting untuk menawarkan sebuah konsep atau program dalam penyelesaian sebuah masalah. Tentu tidak hanya Dinkes, tapi disemua dinas, perlu ada inovasi-inovasi baru yang harus dikembangkan," ujar Bupati.

Dalam hal penanganan AKI, menurut Bupati, memang perlu ada jejaring yang kuat antar semua stakeholder. Misalnya dalam hal pencegahan, penguatan layanan, dan ketepatan tindakan.

"Pemerintah harus bisa berpikir lebih maju, untuk mencegah angka kematian ibu bertambah banyak, sosialisasi harus diperluas jangkauannya ke masyarakat," ucap Bupati.

Sementara itu, di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kebumen dr. Iwan Danardono mengatakan, program ini didasari pada upaya membangun Kesehatan di Kebumen, sesuai dengan pokok-pokok pikiran Visi Bupati 2021-2026 yaitu:

"Mewujudkan Kabupaten Kebumen Semakin Sejahtera, Mandiri, Berakhlak Bersama Rakyat" dan dengan misi ke 2 yaitu Peningkatan aksesibilitas dan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan dan kebutuhan dasar lainnya," ujar dr Iwan.

Dengan program ini, penanganan AKI di Kebumen akan semakin kuat dengan adanya kebijakan-kebijakan yang strategis dari Pemerintah Daerah baik melalui keputusan bupati atau peraturan bupati, sehingga program yang dicanangkan memiliki payung hukum yang kuat. 

"Dengan adanya kebijakan yang dibuat, maka ini bisa menjadi payung hukum bagi kita tenaga kesehatan dalam bekerja melakukan penanganan AKI. Otomatis, kinerja lebih terarah, dan lebih punya rasa tanggung jawab untuk melaksanakan apa yang sudah menjadi kebijakan," ucapnya.

Ke depan, menurut dr Iwan, perlu memperkuat koordinasi antar rumah sakit dalam hal penanganan AKI. Bahkan sampai ketingkat bawah, yaitu Puskesmas. Menurutnya penanganan AKI harus satu visi. Untuk itu tenaga kesehatan nantinya perlu diadakan pembinaan dan pelatihan.

"Ini bisa terwujud dengan adanya kebijakan yang kita buat. Dari pemerintah turun, ke rumah sakit, sampai puskesmas dan Posyandu itu harus sejalan. Bagaimana seharusnya bekerja menekan angka kematian ibu," ucapnya.

dr Iwan menyebut angka kematian ibu di Kebumen pada 2022 di tingkat provinsi Jawa Tengah menempati peringkat tiga yaitu dengan angka mencapai 165,2 kelahiran per 100.000 kelahiran hidup atau mencapai 29 kasus. Angka ini melebihi target yaitu 138,12 kelahiran per 100.000 kelahiran hidup atau 27 kasus.

Keberhasilan upaya kesehatan ibu, diantaranya dapat dilihat dari indikator AKI. AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya dan bukan karena sebab- sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh. 

AKI sendiri dipengaruhi oleh status gizi ibu, keadaan sosial ekonomi, keadaan kesehatan ibu, komplikasi pada kehamilan dan kelahiran, serta fasilitas pelayanan Kesehatan. Tingginya angka kematian ibu menunjukkan keadaan sosial ekonomi yang rendah dan fasilitas pelayanan kesehatan yang rendah pula.

"Dengan adanya Si Jaring Faskes ini tentu saja targetnya, AKI di Kebumen bisa turun ya di bawah target. Capaian AKI kondisi terakhir sampai Oktober 2023 ada 11 kematian, dengan target  24 kematian atau capaian 83,69 lahiran per 100.000 kelahiran hidup dengan target di bawah 107,42 kelahiran per 100.000 kelahiran hidup," tandasnya. (al/dp)