Atasi Perubahan Iklim di Desa Logede DLHKP Kebumen dan Tim Kepmas UI Gelar Diskusi dengan Pengrajin Terakota

KEBUMENKAB.GO.ID - Tim kepedulian masyarakat Universitas Indonesia (Kepmas) melakukan kunjungan ke pengrajin terakota di Desa Logede, Kebumen, Jawa Tengah, Minggu (8/10). Kunjungan ini dalam rangka mengadakan diskusi dengan pemilik pabrik, pengrajin dan masyarakat setempat untuk meningkatkan kesadaran akan perubahan iklim yang disebabkan oleh industri, salah satunya industri pembuatan terakota. 

Sejak pabrik genteng berdiri, masyarakat menggunakan bahan baku tanah liat dan pasir. Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh penggunaan bahan baku yang semakin hari semakin terbatas persediannya. Berdasarkan data dari IPCC (2020), Di Indonesia, industri menjadi penyumbang gas rumah kaca yang kedua terbesar. Sehingga saat ini isu tersebut dapat direspon dengan konsep material sirkular (Ellen MacArthur, 2019). Konsep ini dapat memberi masukan dalam mengurangi konsumsi bahan baku melalui daur ulang, penggunaan kembali, dan penggunaan material terbarukan.

 

Pada kesempatan kali ini, Tim UI melakukan presentasi mengenai alternatif agrerat apa saja yang mungkin diterapkan pada pembuatan genteng untuk menjawab isu perubahan iklim dan keterbaasan material bahan baku. Pasalnya penggunaan agregrat konvensional berupa pasir, berdasarkan Data Indonesia, (2022), mampu menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem dan kehilangan habitat bagi makhluk hidup.

Acara diawali dengan mendengarkan aspirasi dari masyarakat mengenai implementasi dari produksi genteng ramah lingkungan di Desa Logede. Masyarakat menyambut hangat mengenai alternatif agregrat yang dapat diterapkan pada pembuatan genteng. Turut serta kepala Desa Logede, Imdad Durohman.  Ia berharap kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan realisasi maupun penelitian dari pihak akademisi.

“Semoga dengan adanya kegiatan ini akan banyak pihak- pihak yang membantu realisasi penanganan perubahan iklim dari sektor industri, terutama di industri terakota di Desa Logede," jelas Imdad

Diskusi ini juga dihadiri oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kelautan dan Perikanan Asep Nurdiana, menyambut baik produksi genteng yang ramah lingkungan.

“Alternatif agregat genteng sangat dibutuhkan untuk saat ini mengingat volume pasir yang semakin meningkat setiap tahunnya”, tuturnya. 

Selebihnya, acara ditutup dengan diskusi mengenai pembatasan ekstrasi sumber daya alam sebagai bahan baku industri genteng dan pembahasan kebijakan pemerintah terhadap produksi genteng ramah lingkungan.


Ketua Tim UI Gina Khairunnisa bersama dua anggota tim lainnya, Kwarista dan Sulhi,  menyampaikan di sisi lain kegiatan ini dapat meningkatkan kepedulian  masyarakat terhadap lingkungan dan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat dengan genteng ramah lingkungan.

“Kegiatan diskusi ditunjukan sebagai upaya untuk mengembangkan industri terakota, khususnya industri genteng sebagai salah satu material yang paling banyak digunakan di Indonesia. Dengan terimplementasinya industri terakota yang ramah lingkungan, maka industri ini dapat bertahan hingga masa depan, " ujar Gina

Lebih lanjut, Candra Dewi selaku dosen pendamping lapangan menyampaikan acara kepedulian masyarakat ini dapat berjalan dengan baik berkat dukungan dari masyarakat Desa Logede dan Direktorat Kemahasiswaan Universitas Indonesia (Ditmawa). 

“Atas nama Universitas Indonesia, kami mengucapkan terima kasih banyak atas dukukngan DLHKP dan Kades Logede selama berjalannya kegiatan ini. Semoga kegiatan ini dapat berlanjut dan memberikan dampak positif terhadap masyarakat setempat," ungkap Ova. (*/dp)