Bupati Minta Gabah Padi yang Terendam Banjir di Kebumen Diselamatkan di RMU
KEBUMENKAB.GO.ID - Bupati Arif Sugiyanto terus memantau perkembangan penanganan banjir di wilayahnya. Ia bersyukur banjir di Kebumen yang sudah berlangsung selama 7 hari ini berangsur surut. Namun dampak kerusakan atau kerugiannya masih dirasakan masyarakat.
Dampak atau kerugian yang dirasakan yakni, banyak tanaman padi masyarakat yang terendam banjir. Begitu juga gabah padi yang sudah dipanen dan disimpan di dalam rumah. Untuk menyelamatkan padi yang basah itu, Bupati meminta dinas terkait berkoordinasi dengan pemerintah di bawahnya agar bisa membawa padi milik masyarakat ke RMU di Kutowinangun.
"Kita tahu dampak dari banjir ini adalah banyaknya kerugian material yang dirasakan masyarakat. Banyak padi atau gabah yang basah karena banjir. Untuk bisa menyelamatkan gabah ini dalam jumlah besar, maka para petani bisa membawanya ke RMU di Kutowinangun. Pemerintah melalui dinas terkait harus bisa memfasilitasi," ujar Bupati saat memantau penanganan banjir di Kecamatan Rowokele, Selasa Pagi Pukul 06.00 WIB (22/3).
Sentra Pengelolaan Beras Terpadu (SPBT) atau Rice Milling Unit (RMU) yang ada di Kecamatan Kutowinangun adalah tempat penggilingan dan pengeringan padi modern yang bisa menyerap gabah dalam jumlah besar. Situasi seperti ini, Bupati menilai RMU harus bisa dimaksimalkan membantu petani.
"Mengapa di RMU? Karena tempat ini bisa menampung padi dalam jumlah yang besar. Dinas berkoordinasi dengan pemerintah di bawahnya (kecamatan/desa) untuk mendata mana saja gabah milik masyarakat yang rusak karena banjir. Ini didata, terus dibawa ke RMU untuk dikeringkan, transportasinya nanti disiapkan gratis," terang Bupati.
Bupati menyatakan, di RMU ini gabah petani bisa memiliki nilai jual lebih karena diolah dengan cara modern. Petani juga bisa langsung menjualnya di situ atau dibawa pulang. Bupati hanya ingin mengatakan, pemerintah harus benar-benar hadir memberikan solusi tatkala masyarakat terkena bencana.
"Saya ingin menyampaikan bahwa saat situasi seperti pemerintah harus bisa benar-benar hadir di masyarakat. Apa yang diinginkan dan dibutuhkan masyarakat sebisa mungkin kita cari solusinya agar cepat tertangani," terang Bupati.
Bupati juga memastikan, semua kebutuhan makanan pokok, dan juga kebutuhan lainnya seperti alat pembersih diri, pakaian, selimut, obat-obatan terus dipasok dari pemerintah dan relawan dari berbagai organisasi kemanusiaan. Semua kata Bupati, harus bergotong royong untuk penanganan banjir di Kebumen.
"Kita tidak bisa bekerja sendiri, butuh kebersamaan. Kolaborasi dan koordinasi ini penting dalam penanganan bencana ini agar kerja kita itu ada hasilnya. Jangan semua berjalan sendiri-sendiri atau ada yang merasa paling berjasa dalam penanganan ini. Semua kita tim. Harus kompak!" tandasnya.
Diketahui, berdasarkan data BPBD Kebumen, jumlah pengungsi di Kebumen saat ini total ada 1808 orang. Pengungsi semua ada di Kecamatan Ayah, yang menjadi wilayah paling parah terdampak. Para pengungsi ini ada 25 titik yang tersebar di Desa Candirenggo, Bulurejo, Kedungweru, Demangsari dan Mangunweni.
Setidaknya banjir di Kebumen juga telah menerjang 22 kecamatan dan 120 desa. Hujan deras juga menyebabkan longsor di 69 desa di 13 kecamatan. Hujan juga menyebabkan tiga jembatan rusak tidak bisa terpakai, yakni Jembatan Wetonkulon, Puring, Jembatan Tebu, Candirenggo, dan Jembatan Sukomulyo, Rowokele. (al/dp)