Bersama Gubernur Ganjar Pranowo, Bupati Arif Sugiyanto Tinjau Langsung Para Pengungsi dan Titik Lokasi Bencana
KEBUMEN - Bupati Arif Sugiyanto bersama sejumlah pimpinan OPD, termasuk dari BPBD dan PMI Kebumen, kembali turun ke lapangan untuk memantau situasi bencana. Salah satunya jembatan rusak yang menghubungkan Desa Weton Kulon dan Pesuruan di Sungai Telomoyo, Puring. Jembatan beton tersebut putus dan tidak bisa digunakan lagi oleh warga untuk menyeberang.
Bencana banjir yang melanda beberapa wilayah di Kabupaten Kebumen juga membuat Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Rabu (16/3) malam bersama Bupati Arif Sugiyanto, mengunjungi langsung lokasi bencana untuk memantau langsung kondisi terakhir para pengungsi di Kedungweru Kecamatan Ayah.
"Alhamdulillah sudah surut, masyarakat sebagian sudah pulang untuk bersih-bersih rumah. Jumlah pengungsi tinggal sekitar 400, yang tadinya ada 1292 jiwa. Saya mengimbau kepada warga agar tetap waspada karena musim hujan, dan Alhamdulillah tadi Pak Ganjar sudah datang, paling tidak sudah bisa membuat warga tersenyum," jelas Bupati
Sebelumnya, Bupati Arif Sugiyanto juga meninjau langsung empat lokasi titik longsor di desa terpencil di Kecamatan Ayah. Yakni, Desa Kalibangkang, Telegosari, Argosari, dan Desa Argopeni. Longsor membuat akses jalan yang menghubungkan desa-desa tersebut terputus.
"Saya sudah minta Dinas PUPR untuk berkoordinasi dengan BNPB karena ini kebencanaan, maka ini masuk ranah BNPB. Di wilayah pegunungan Ayah, di sisi selatan ini banyak terjadi longsor karena hujan deras. Longsor menutup jalan seperti di Kalibangkang, Telegosari, Argosari dan Argopeni yang menghatam rumah warga sampai temboknya jebol. Ini terus kita pantau agar cepat tertangani," ujar Bupati.
Bupati menyebut, pihaknya sudah menyiapkan alat berat untuk membersihkan lumpur yang berada di jalan. Bego atau alat berat itu sudah berada di Telegosari dan langsung digunakan untuk penanganan.
Hujan deras di Kebumen telah menyebabkan banjir di 18 kecamatan dan 56 desa. Begitu juga tanah longsor yang berada di 36 desa, serta 2 jembatan rusak di Puring dan Ayah. Banjir yang terjadi saat ini menurut banyak pihak, menjadi banjir terparah dalam beberapa puluh tahun terakhir.
"Seperti di Kalibangkang ini, karena letaknya ada di cekungan, meksipun ini dataran paling tinggi warga ada yang kebanjiran air masuk berkumpul di sini. Kedalamannya sampai 2 meter. Jadi kemarin mereka pada ngungsi, alhamdulillah sekarang sudah surut, tinggal bersih-bersih," jelasnya.
Bupati memastikan, semua kebutuhan untuk para pengungsi, mulai dari makanan pokok beserta obat-obatan, alat pembersih diri dan juga peralatan tidur, tercukupi. Bantuan sembako juga terus diberikan pemerintah kepada para korban banjir. Pemerintah dalam hal ini juga turut dibantu dari para relawan, baik dari Muhammadiyah, NU, PMI dan relawan lainnya. (*/al/dp)